EVALUASI PEMBELAJARAN TK

 

Ilustrasi: google search


EVALUASI PEBELAJARAN TK 

Modul 1

1.1  Pengertian Dasar Evaluasi dan Asesmen,Instrumen dan Proses Asesmen

Asesmen adalah proses mengumpulkan data bukti lalu menelaahnya dan mendeskripsikan perkembangan dan belajar anak yang telah dicapai. Sedangkan evaluasi adalah proses mengumpulkan data dasar lalu mengevaluasi program pembelajaran. Assesmen dan evaluasi memiliki maksud yang sama tetapi tujuan dari keduanya berbeda. Instrumen asesmen dan evaluasi dapat berupa prosedur formal (lewat berbagai jenis tes) dan informal(observasi). Pada umumnya yang sering digunakan adalah prosedur informal.

 

1.2  Bentuk-Bentuk Evaluasi dan Antarhubungannya

Evaluasi berdasarkan waktu terbagi menjadi dua, yaitu evaluasi jangka pendek                  (dilakukan terhadap suatu aspek dan sifatnya mendesak) dan evaluasi jangka panjang (dilakukan secara menyeluruh terhadap banyak aspek dengan jangka waktu tertentu). Sedangkan berdasarkan prosedur evaluasi terbagi menjadi tiga yaitu evaluasi reflektif, evaluasi formatif (berorientasi pada proses), evaluasi sumatif (berorientasi pada hasil). Biasanya di pembelajaran TK menggunakan perpaduan ketiga evaluasi tersebut.

 

1.3  Prinsip Evaluasi

      Kondisi yang melatarbelakangi prinsip evaluasi yaitu, dalam pengambilan keputusan dan merencanakan perlu memahami sifat dan hakikat TK, kesebangunan evaluasi artinya hasil asesmen harus sebangun/sama dengan  standar kompetensi pembelajaran, dilema terhadap nilai akibat tidak adanya tolak ukur yang mutlak sehingga guru mengalami kesulitan dalam melakukan evaluasi, pentingnya asesmen dan evaluasi otentik dalam menangkap kewajaran perilaku anak yang terjadi secara alami, keterlibatan orang luar dalam proses evaluasi, dan keterpaduan evaluasi.

      Berdasarkan beberapa kondisi yang melatarbelakangi tersebut, berikut beberapa prinsip evaluasi pembelajaran antara lain, komprehensif ( mencakup keseluruhan aspek), reabilitas (memiliki kepercayaan tinggi), validitas (ketepatan evaluasi), obyektif (sesuai kenyataan), kontinu (berkesinambungan), bermakna (memiliki manfaat).

Modul 2

2.1 Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran TK ( Pengertian Operasional dan Prosedurnya)

            Mengevaluasi pendidikan anak-anak adalah proses memeriksa, mengamati, meneliti  terhadap kesenjangan materi yang diberikan. Sedangkan asesmen berkaitan dengan memperhatikan dan mendiskripsikan kemajuan proses pendidikan serta respon  dari anak didiknya. Pendekatan proses asesmen dan evaluasi dilakukan dengan melibatkan keluarga anak didik sehingga guru dan orang tua menjadi tahu secara pasti tentang kemajuan anak tersebut.

            Urgensi asesmen dan evaluasi bagi orang tua yaitu dapat mengetahui pendidikan anaknya dengan memeriksa hasil asesmen kegiatan anaknya yang disimpan dalam portofolio misal dalam bentuk “akordion”. Prosedur asesmen dan evaluasi yang biasa digunakan dalam pembelajaran anak TK antara lain:

1.      Prosedur formatif dan sumatif, dimana dalam prosedur formatif lebih menekankan pada proses sedangkan prosedur sumatif lebih menekankan pada hasil.

2.      Prosedur formatif dan sumatif sebagai kesatuan, maksudnya dalam penggunaan prosedur tersebut dilakukan secara terpadu dengan menggunakan pendekatan interaksionis dimana tidak mengabaikan interaksi antar anak dengan lingkungannya

3.      Arti keterpaduan prosedur formatif dan sumatif bagi orang tua anak, artinya dalam hal ini orang tua berperan sebagai pengamat , sehingga dari gambaran yang diberikan orang tua seorang guru dapat merencanakan kurikulum pada periode selanjutnya. Oleh karena itu orang tua dapat melihat jelas hasil dari proses pembelajaran.

2.2 Mencapai Percaya Diri melalui Asesmen dan Evaluasi

            Seorang pendidik anak usia dini dapat percaya diri jika mempunyai dua kekuatan yakni abilitas merefleksi,menganalisis dan menindaklanjuti pekerjaannya dengan anak didiknya. Selain itu pendidik juga harus memiliki abilitas mengkomunikasikan kekuatan pertama tersebut kepada orang luar.  Mengembagkan kedua kekuatan tersebut perlu waktu dan upaya keras mulai dari perencanaan hingga refleksi dengan melibatkan anak didik, keluarga anak didik dan rekan kerja. Komunikasi dengan keluarga anak didik dilakukan dengan penyimpanan gaya terbuka sistem portofolio. Sedangkan komunikasi dengan rekan kerja seprofesi dilakukan dengan prinsip kooperasi,koordinasi,dan berbagai tugas, pengetahuan dan pengalaman.

2.2 Kaitan Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran di TK dengan Prinsip Anak Usia Dini

            Evaluasi kemajuan belajar anak selalu berkaitan dengan tujuan program belajarnya, dimana untuk membentuk kerangka kerja asesmen dan evaluasi pembelajaran sesuai prinsip-prinsip AUD. Berikut adalah prinsip-prinsip dari AUD yaitu, masa kanak-kanak sebagai kehidupan dan persiapan hidup di masa datang,  keseluruhan diri anak, memadukan belajar dengan pengetahuan, motivasi intrinsik, mendisipinkan anak, kurun waktu reseptif (masa peka belajar) anak, titik awal pendidikan, kehidupan dalam diri yang muncul pada kondisi yang cocok, interaksi dengan anak, pendidikan anak yang merupakan interaksi anak dengan lingkungan.

            Implikasi prinsip AUD bagi evaluasi antara lain : perlu dibuat garis perkembangan dan bidang perilaku anak, memperhatikan keluasan kurikulum dalam menyimpan catatan, melakukan pameran hasil karya anak sebagai simpanan catatan. Sedangkan implikasi prinsip AUD bagi asesmen antara lain : pendekatan multiprofesional pada cara menyimpan catatan, perlu merekam proses saat anak tertarik pada hal yang dirasa mampu, penyimpanan catatan tentang perkembangan dilakukan secara rinci.

Modul 3

3.1    Maksud dan Tujuan Evaluasi

Sistem evaluasi di TK perlu dasar yang kokoh, informasi memadai, serta menekankan pada asesmen otentik. Evaluasi akan berjalan baik jika melibatkan pendidik yang handal dan adanya manajemen dalam proses evaluasi. Maksud dari mengevaluasi pembelajaran adalah sebagai wujud tanggung jawab pendidik kepada orang tua pendidik terkait apa yang diperoleh anak dalam pembelajaran, serta mengetahui kelebihan dan kekurangan sehingga dapat ditindaklanjuti. Sedangkan tujuan evaluasi pembelajaran yaitu untuk mengetahui sampai sejauh mana tujuan telah tercapai.

 

 

 

3.2    Strategi Evaluasi, Analisis Data serta Tindak Lanjutnya

            Sebelum menyusun strategi evaluasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan yakni penentuan teknik pengumpulan data informasi yang handal dan terampil serta waktu yang diperlukan. Teknik pengumpulan data/informasi antaral lain dengan observasi pada perilaku anak, catatan anekdotal, ceklis, sampling waktu dan sampling kejadian, sampling bacaan-tulisan-gambar, diskusi, wawancara,survei, angket, tes fisik maupun kuisioner.

            Secara umum evaluasi pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu, evaluasi formatif ( saat proses belajar berlangsung), dan evaluasi sumatif ( dilakukan pada akhir satuan program). Jika data informasi sudah terkumpul lalu dilakukan analisis untuk memperoleh pola gambaran secara umum dan kemudian memaknainya. Selanjutnya jika analisa telah dilakukan maka segera memutuskan.

 

Modul 4

 

4.1 Asumsi-Asumsi Dasar Asesmen

            Sebelum ke arah asesmen otentik, kita perlu memahami asumsi dasar yang melandasinya yaitu ;

a.       Asumsi mengenai pendidikan anak usia dini (PAUD), dimana pendidik harus berpegangan pada beberapa asumsi bahwa anak selalu memiliki rasa ingin tahu, anak dapat memulai belajar jika lingkungan mendukung, saat anak berinteraksi dengan lingkungan membentuk suatu pengetahuan di dalam proses interaksi, kecepatan dan irama tiap anak berbeda.

b.      Asumsi mengenai belajar belajar anak, dimana bagi anak proses belajar berlangsung dari konkret ke abstrak, daya pikir anak ikut terlibat sehingga disarankan kegiatan/ bermain dapat memacu anak untuk mengambil keputusan

c.       Asumsi tentang pengetahuan, dimana pengetahuan berakar dalam bahasa,keyakinan,adat istiadat dari berbagai kebudayaan. Pengetahuan baru dibangun dari pengetahuan dan pengalaman sebelumnya sehingga evaluasi anak didasarkan pada keadaan terakhir anak didik bukan rerata kelompok

d.      Asumsi tentang pembelajaran, dimana proses pembelajaran lebih berpusat pada anak dan bukan kurikulum

      

4.2 Asumsi, Karakteristik Inti dan Umum Asesmen Otentik

            Berikut rumusan asumsi terkait asesmen otentik yaitu, membandingkan hasil asesmen anak dengan pencapaian dalam dirinya sendiri, asesmen otentik merupakan refleksi interaksi antara individu dengan lingkungan dan kemampuan yang sedang tumbuh, asesmen otentik berakar dari perkembangan kognitif dan saraf, asesmen otentik mempertimbangkan jenis kecerdasan dasar yang berbeda.

            Karakteristik esensial asesmen otentik harus diwaspadai oleh penilai sekaligus pendidik, karena memiliki : berbasis kinerja berdasar penampilan anak, mengutamakan kemampuan yang unggul, berdasar kehidupan nyata, menekankan keterampilan, memusatkan perhatian pada belajar, berkaitan dengan pembelajaran dan ajaran, sifatnya berkelanjutan, berdasar kurikulum otentik, berkolaborasi antara orang tua,anak didik,dan guru.

            Karakteristik umum asesmen otentik memiliki ciri-ciri sebagai berikut : penilaian berbentuk narasi, mendorong anak melakukan evaluasi diri sendiri, menganggap wajar kekeliruan dan kesalahan, dilakukan melalui pengamatan dan perekaman, melaporkan kemajuan anak pada orang tuanya.

 

4.3 Kriteria Perencanaan Asesmen Anak di TK

            Asesmen otentik menawarkan data deskriptif dan informatif untuk menganalisis perkembangan pembelajaran. Ciri strategi asesmen otentik ialah, pengamatan dilakukan dengan mengambil sampel, mendukung diterimanya keberagaman antara anak didik.

Dalam kriteria asesmen otentik yang baik, biasanya ada beberapa tolak ukur antara lain :

a.       Asesmen harus valid, artinya menyediakan informasi terkait tujuan dan sasaran program

b.      Asesmen tidak memasukkan tes baku ( kertas+pensil+pilihan ganda)

c.       Asesmen harus mencakup semua anak (program)

d.      Harus melakukan pengamatan berulang

e.       Asesmen harus menggunakan beragam metode

Dalam merencanakan asesmen anak didik TK maka harus jelas A-B-D nya, yaitu Apa yang mau diakses, bagaimana cara mengasesnya, dan diapakan data informasi hasil pengasesan

 

Modul 5

5.1 Maksud dan Tujuan Asesmen Otentik

            Kerangka inti perencanaan asesmen yaitu APD dimana perencanaan asesmen anak didik sebaiknya mengetahui lebih dulu apa yang akan diakses, bagaimana caranya, dan untuk apa hasilnya. Hal tersebut berguna daam pengambilan keputusan saat evaluasi. Tahap proses asesmen yaitu membuat rancangan (design) secara menyeluruh.

            Cara yang digunakan  dalam menangkap data informasi sebagai wujud perkembangan, proses dan hasil belajar adalah dengan memusatkan pusat perhatian / fokus pada langkah 1-2-4-7 yang meliputi 1. Maksud dan tujuan asesmen, 2. Wilayah yang diakses, 4. Strategi yang dipakai, 7.Caramerekam, mengumpulkan dan mengases informasi. Selanjutnya melakukanrancangan menyeluruh pada substansi 8 dengan kerangka matriks perencanaan yang terdiri dari beberapa domain yaitu fisik/motorik (DBF), pengenalan belajar matematika (DBU), BPKD (bahasa,motorik,kognitif,seni), BPP (moral dan nilai agama, sosial-emosional,kemandirian).

            Maksud dilakukan asesmen otentik yaitu untuk menyediakan data informasi yang terus menerus tentang kinerja anak didik. Sedangkan tujuan asesmen adalah untuk mengontrol perkembangan dan hasil belajar anak didik agar sesuai dengan tujuan program yang ditetapkan. Perwujudan profisiensi akan terlihat pada:

a.       Pola pertumbuhan dan perkembangan saat anak menentukan pilihannya sendiri

b.      Proses interaksi yang dilakukan anak didik terhadap lingkungannya

c.       Kinerja, proses, dan produk belajar anak didik.

5.2 Strategi Asesmen Otentik

            Strategi asesmen adalah seni mempertimbangkan tempat,waktu, kondisi yang dipersyaratkan agar memperoleh informasi kemajuan belajar anak didik, dan menyiapkan data informasi secara menerus tentang kinerja anak didik yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam evaluasi.  Strategi asesmen meliputi :

a.       Pendekatan Formal, yaitu melalui tes baku seperti THB (Tes Hasil Belajar), Tes Kesiapan, Tes Sceening perkembangan dan sebagainya. Penggunaan tes baku secara massal bagi anak dapat menyebabkan efek iatrogenik yakni konsekuensi negatif yang tidak diinginkan dengan hasil yang membahayakan. Sehingga yang biasanya dipakai adalah pendekatan informal.

b.      Asesmen informal,  mempunyai karakteristik antara lain: membentuk hubungan antara pendidik dan anak didik, berpusat pada anak, terkandung dalam kurikulum,berkelanjutan dan kumulatif, berdasar pada banyak teori. Untuk menjadi formal ada beberapa kriteria yang dibutuhkan yaitu

1.      Tetap kuat-kokoh, terkandung pada kurikulum,dan kongruen dengan tujuan

2.      Berdasarkan pengetahuan (pertumbuhan, perkembangan, dan belajar anak)

3.      Memberikan dan menyediakan sampel domain belajar

4.      Menguntungkan anak didik

5.      Terus menerus dan kumulatif serta menunjukkan kepekaan dalam budaya dan gaya belajar masing-masing

6.      Menghidupkan sikap saling percaya dan integritas semua pihak

            Instrumen penilaian meliputi reabilitas, validitas, dan objektivitas strategi asesmen informal. Reabilitas strategi asesmen informal adalah  keajekan pemberian informasi yang bertujuan bahwa hasil asesmen sesuai dengan karakteristik anak didik. Sedangkan validitas strategi asesmen informal yaitu sebuah prosedur dengan membandingkan hasil pelaksanaan dengan kriteria yang sudah valid. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa inferensi/kesimpulan yang diambil dari hasil asesmen adalah cocok dan bermakna. Selanjutnya objektivitas adalah kemampuan pelaku asesmen untuk mengumpulkan data anak didik yang bebas dari rasa bias.

5.3 Teknik Pengambilan dan Pengolahan Data

            Apabila keseluruhan perencanaan asesmen sudah matang dang instrumen sudah jadi maka ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam menangkap kinerja dan proses secara terus menerus yaitu, pengamatan yang terampil dan berpengetahuan, pencatatan anekdotal,cheklist, sampel produk karya anak didik, sampling waktu/kejadian, wawancara saat anak bermain.

            Komponen 3-5-6-8 dalam rancangan gestalt, yaitu, 3.bagaimana profisiensi mewujudkan dirinya (dengan memahami pola pertumbuhan, aktivitas  anak, interaksi anak, dan kinerja, proses serta hasilnya), 5. Siapa yang terlibat ( pendidik, anak didik, orang tua), 6. Kapan dan dimana asesmen dilakukan ( di TK saat terjadi situasi dimana ada kegiatan kelompok, saat istirahat, hari efektif, kegiatan diprakarsai anak didik sendiri dll), 8. Kriteria apa dalam evaluasi yang seharusnya diukur  (tujuan dan sasaran yang ditetapkan, pengembangan kurikulum, kompetensi, hasil belajar dan indikator dalam kurikulum).

Modul 6

6.1 Observasi

            Observasi yaitu mengamati secara detail guna mencari sesuatu yang ingin diketahui dan diungkap lebih jelas. Dalam dunia pendidikan TK, untuk mengerti anak anak didik TK lebih mendalam dapat dilakukan dengan mengamati secara detail dari perilaku-perilaku khusus anak didik, dan interaksi antar kelompok kecil anak didik.  Dalam mengamati kinerja dan proses dalam pendidikan TK dapat dilakukan dengan :

1.      Pengamatan Insidental, yaitu pendidik berkeliling diantara anak didik saat kegiatan berlangsung.

2.      Observasi terpusat/terfokus, yaitu pengamatan yang dilakukan dengan meyiapkan format seperti ceklis, catatan anekdotal, rating scale, dan sebagainya guna merekam data observasi.

3.      PTB ( Pengamat Terampil Berpengetahuan), yaitu obervasi yang mengungkapkan apa yang terjadi dibalik apa yang terlihat,sehingga dapat menjelajahi kemungkinan yang membuat anak didik bisa belajar dan mengatasi masalahnya.

6.2 Catatan Anekdotal dan Ceklis

            Catatan anekdotal adalah tulisan singkat mengenai kejadian/insiden dalam kehidupan keseharian anak didik. Semakin cepat pencatatan insiden maka akan semakin baik, rinci,teliti dan lengkap beserta aspek peristiwanya. Memang benar jika ideal pencatatan dilakukan saat itu juga, tetapi hal itu tidak mungkin karena kesibukan interaksi pendidik dengan anak didik dalam ruang pendidikan. Oleh karena itu pendidik perlu membuat catatan singkat pada kartu catatan anekdotal semacam catatan saku, agar pendidik tidak lupa dengan insiden yang terjadi. Disarankan paling tidak, satu catatan untuk setiap anak setiap minggu.

            Checklist (daftar pngecekan) adalah daftar sesuatu hal secara kongkrit/abstrak yang digunakan sebagai rujukan dalam mengecek kebenaran tentang sesuatu hal tersebut. Checklist dapat dipakai untuk mengakses kinerja,proses, dan hasil anak didik selama pembelajaran.

6.3 Skala Jenjang (Rating Scale), Sampling Waktu, Sampling Kejadian dan Wawancara

            Cara lain dalam merekam observasi yaitu dengan skala jenjang (rating scale) yang mana pengamat memahami kategori belajar anak, pengetahuan, keterampilan, perasaan dan disposisi yang dinyatakan dengan skala angka (1-2-3-4-5; 1 yang tertinggi/rendah) dan skala naratif (misal: tak pernah-kadangkala-seringkali-selalu begitu)

            Sampling waktu adalah pengambilan contoh sebagian yang mewakili untuk merekam perilaku yang terseleksi sebagai tanda yang menggambarkan perkembangan kompetensi anak didik selama kurun sampel waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk mencatat frekuensi perilaku anak dalam satu periode waktu. Sedangkan sampling peristiwa yaitu merekam peristiwa yang terjadi.

            Wawancara  adalah suatu interaksi dialogis dengan memperhatikan tingkat perkembangan anak. Wawancara bertujuan untuk membantu memahami lebih dalam tentang si anak berupa pengetahuan dan pengalaman yang lalunya, gaya belajarnya, minatnya, motivasinya dan sebagainya.

Modul 7

7.1 Hakikat Portofolio

            Portofolio adalah kumpulan sistematik dan terorganisir dari bukti-bukti yang digunakan guru dan anak untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak.  Hasil belajar anak didik tidak hanya yang tampak tapi bisa  gejala yang seringkali muncul secara langsung, misal gejala mulai muncul sikap percaya diri yang diikuti dengan indikator perilakunya.

            Asesmen portofolio adalah penggunaan portofolio sebagai wadah mendokumentasi hasil asesmen otentik yang sudah dikumpulkan lalu disatukan dan ditata sehingga memudahkan dalam melihat hasil belajar anak.

 

Berikut pedoman yang harus diperhatikan  dalam membuat portofolio sebagai berikut :

a.       Mengembangkan portofolio, artinya menawarkan kepada anak didik  kesempatan untuk belajar, dan dihasil akhir ditulis kalo anak tersebut  terlibat refleks diri ( perenungan)

b.      Portofolio asesmen menawarkan jalan konkrit  bagi anak didik untuk menilai karyanya sendiri

c.       Portofolio secara implisit/eksplisit  berisi alasan anak membuatnya

d.      Portofolio dapat digunakan sepanjang tahun dan setiap akhir tahun dilakukan evaluasi

e.       Portofolio berisi perkembangan kemajuan belajar anak

Bagi orang tua portofolio berguna dalam melihat gambaran lengkap apa adanya secara otentik seperti apa yang dipelajari anak, bagaimana kemajuan anak, dan sebagainya. Berbagai hal yang biasa dimasukkan dalam portofolio antara lain : lukisan, potret bangunan balok yang dibuat, foto/video anak memanjat jala panjatan/melempar dan menangkap bola, catatan perkembangan sosial emosional dan catatan –catatan.

            Cara penataan portofolio yaitu, membuat bagian portofolio untuk menilai tiap aspek          (sosial emosional, bahasa, kognitif, fisik, seni, moral dan nilai agama). Cara lain yaitu menyediakan rangkuman bahan ajar atau jenis kegiatan lain disertai tanggal kegiatannya.

7.2  Pengembangan Teknik Portofolio

            Dalam menggunakan portofolio ada beberapa prosedur teknik portofolio dalam asesmen  yang perlu diperhatikan antara lain:

a.       Mengapa menggunakan portofolio, artinya  portofolio digunakan karena dapat mengungkapkan dan mendokumentasikan hasil belajar anak dalam kegiatan dan kurun waktu tertentu.

b.      Apa saja yang dimasukkan ke dalam portofolio, maksudnya didalam portofolio diisi beberapa produk yang ditata sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c.       Bagaimana cara menata informasi dalam portofolio, maksudnya dapat menggunakan model map seperti akordion berlipat-lipat dan bisa direntangkan. Lalu masing-masing lipatan diberi warna /kode  tiap program kegiatan belajar.

Proses penataan dan pengkoleksian data dalam portofolio perlu pertimbangan yaitu mengumpulkan beberapa hasil pekerjaan orisinil dari anak didik, cocokkan setiap sampel dengan tujuan programnya, sampel lalu ditata, anak didik berkesempatan untuk menata isi portofolio, guru berinteraksi dengan anak didik terkait kemajuan  dan evaluasi anak didik.

            Karakteristik portofolio yang membedakan dengan map kumultif yaitu, diciptakan oleh anak didik sendiri, memberi kesempatan anak untuk menyeleksi dan memeriksa karyanya, memasukkan informasi aktual yang bermakna bagi anak didik, portofolio dirakit untuk keunggulan dan kemajuan anak didik. Berikut dasar-dasar dalam menilai kondisi dan isi portofolio anak TK antara lain :

1.      Upayakan memenuhi kondisi yang mencerminkan semua konteks tempat terjadinya belajar

2.      Mencerminkan gaya belajar, mendorong anak merefleksi diri terhadap kegiatannya

3.      Menggambarakan kemajuan disertai contoh

4.      Mencerminkan minat individual

5.      Dipakai sebagai masukan keputusan pembelajaran dan kurikuler.

Modul 8

8.1  Hakikat Asesmen Kelas

            Asesmen kelas adalah bentuk asesmen yang didesain guna membantu guru dalam menemukan apa yang akan dipelajari dalam kelas dan bagaimana caranya agar lebih efektif dan efisien dalam mempelajari hal tersebut. Dalam hal ini guru dapat melakukan observasi/pengamatan terhadap proses pembelajaran. Dengan adanya asesmen kelas diharapkan guru TK dapat mengembangkan pembelajaran yang sistematis (tidak berdasar naluri,kebiasaan,dan trial eror). Berikut adalah karakteristik asesmen kelas, antara lain :

1.      Fokus asesmen kelas yaitu belajar sehingga membantu guru dan anak dalam memberikan informasi tentang sesuatu yang harus diperbaiki

2.      Asesmen kelas memberikan keluasan bagi guru untuk melakukan tugas profesional yang dapat dipertanggungjawabkan.

3.      Menuntut partisipasi aktif anak didik disamping keaktifan guru, karena asesmen kelas berfokus pada belajar

4.      Asesmen kelas menggunakan prosedur formatif ( orientasi pada proses)

5.      Akibat asesmen kelas, setiap kelas dapat berkembang dengan budayanya sendiri

6.      Asesmen kelas dilakukan dengan siklus umpan balik secara menerus

7.      Asesmen kelas memadukan asesmen dengan proses belajar lewat umpat balik

Tujuan asesmen kelas yaitu menghasilkan kulitas tinggi pada belajar anak (belajar efektif dan efisien). Ternyata ada beberapa asumsi/anggapan yang melatarbelakangi adanya asesmen kelas.

Asumsi tersebut antara lain :

a.       Kualitas belajar anak bergantung pada kualitas pengajaran guru.

b.      Untuk meningkatkan efektivitasnya, guru mengemukakan tujuan secara jelas dan mengumpulkan umpan balik anak terkait hal tersebut

c.       Untuk meningkatkan kualitas belajar, anak perlu diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan, perilaku selama belajar

d.      Bentuk asesmen akan meningkatkan pengajaran dan belajar karena menyediakan berbagai informasi tentang apa yang harus dihilangkan/ditambahkan/perlu diperbaiki

e.       Penemuan yang sistematis dan tantangan intelektual merupakan sumber terkuat bagi motivasi untuk berubah dari para guru

f.       Asesmen kelas tidak butuh pelatihan khusus sehingga mudah bagi guru dari berbagai disiplin ilmu maupun berbagai tingkatan

g.      Kolaborasi antara sekolah,guru,dan keterlibatan anak dalam asesmen kelas dapat meningkatkan pembelajaran anak dan memberi kepuasan

            Selain itu asesmen kelas juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dari asesmen kelas antara lain : hasil tentang proses pembelajaran dan pengajaran lebih obyektif dan mendalam, adanya manfaat yang didapat dari proses pembelajaran da pengajaran, hasilnya lebih mudah untuk diterapkan dikelas. Sedangkan kelemahannya yaitu, persiapan guru harus matang dan terencana terkait asesmen kelas; guru diharuskan memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bidang pengembangan yang diakses, tahap dan langkah pelaksanaan asesmen kelas; serta waktu yang dibutuhkan untuk perencanaan, pelaksanaan dan menganalisa cukup lama.

8.2  Pelaksanaan Asesmen Kelas di TK

       Pelaksanaan asesmen dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu:

1.      Tahap Perencanaan meliputi : memilih kelas yang akan diakses, menentukan bidang pengembangan, konsep dan topik yaang akan diakses, merumuskan tujuan sesuai bidang pengembangan yang dipilih, merumuskan pertanyaan berdasar tujuan yang ditetapkan lalu menjawab melalui pengamatan dan umpan balik, merencanakan SKM, menyusun kisi-kisi rancangan penilaian,membuat instrumen penilaian, menentukan langkah evaluasi, menyusun daftar ceklis.

 

2.      Tahap Penerapan meliputi : mengajar sesuai SKM dan SKH yang telah disusun, melakukan evaluasi, melakukan analisis baik untuk anak maupun guru

 

3.      Tahap Respon Hasil Asesmen meliputi : membuat interpretasi hasil asesmen; merancang perbaikan bagi guru maupun anak berdasar hasil interpretasi; mengkomunikasikan hasil asesmen kepada anak, orang tua dan pimpinan lembaga lalu menguji coba rancangan berdasarkan respon yang diterima; mengakses dampak dari asesmen kelas.

Modul 9

9.1 Pengguna Laporan Naratif untuk Melaporkan Kemajuan Anak di TK

            Pelaporan dalah hasil evaluasi yang terdiri dari perencanaan awal, pelaksanaan, penggalian data dan informasi, pengolahan dan penyajian data hingga kesimpulan disampaikan secara tertulis. Dengan adanya pelaporan maka hasil evaluasi bisa dimanfaatkan banyak pihak untuk dipelajari dan dipakai dasar pengambilan keputusan.

            Berikut fungsi dari pelaporan antara lain: merencanakan program pendidikan secara keseluruhan; menyampaikan kemajuan perkembangan  belajar anak secara berkesinambungan, orang tua dapat memperoleh penjelasan terkait anaknya, sebagai bahan masukan dalam memperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran, menentukan langkah dan kebijakan serta pengambilan keputusan.

            Laporan naratif/ringkas adalah bentuk evaluasi yang ditulis oleh guru untuk mendeskripsikan perkembangan belajar anak. Sedangkan laporan kepada orang tua yaitu laporan yang dipergunakan untuk menyampaikan kepada orang tua. Metode yang sering digunakan untuk menyampaikan laporan yaitu, penjelasan informal (melalui telepon dan pembicaraan santai), konferensi individual (saling berhadapan muka dengan maksud orang tua dapat berpartisipasi aktif) dan buku laporan perkembangan anak didik (dalam bentuk naratif dan diberikan dua tahun sekali).

            Menulis laporan naratif meliputi penjelasan contoh-contoh perilaku anak (tidak semua ditulis hanya yang menggambarkan kemajuan perkembangan anak), contoh-contoh apa yang dilakukan anak (belajar dan bermain), perhatian guru terhadap kemajuan anak (memilah-milah yang pantas dan sesuai kemajuan perkembangan anak secara menyeluruh), tujuan dan rencana anak selanjutnya.Anjuran penulisan laporan dalam melaporkan kemajuan anak didik sebagai berikut:

1.      Guru menulis laporan dengan berbagai cara agar mudah dipahami orang tua

2.      Laporkan tentang kekuatan anak lebih baik daripada kelemahannya

3.      Dalam menjelaskan kelemahan pada anak gunakan bahasa yang positif dalam laporan

4.      Laporan hendaknya tidak berisi kekurangan atau kegagalan anak.

Berikut prosedur menulis laporan naratif yaitu, terbuka dengan pernyataan yang menjelaskan kemajuan anak, memberikan penjelasan spesifik terhadap perilaku dengan disertai fakta, mengemukakan rencana terhadap kemajuan perkembangan anak, catat apa yang dilakukan orang tua dalam memfasilitasi anak.

            Berikut keuntungan menggunakan laporan naratif yaitu, memperbolehkan guru untuk melaporkan secara luas, laporan naratif dapat menggabungkan informasi dan asesmen ketika hasil evaluasi anak dilaporkan kepada orang tua, laporan naratif meminta guru untuk berpikir dan menuangkan apa yang diinginkan ke dalam laporan.  Sedangkan kerugian yang ditimbulkan adalah membutuhkan waktu cukup lama, tidak mengumpulkan informasi saja  melainkan menyampaikan data/informasi secara naratif, ideal laporan dengan mengkombinasi laporan kesimpulan dan naratif dengan portofolio.

 

9.2  Model Asesmen dan Sistem Pelaporan di TK

            Model asesmen terbagi menjadi dua yaitu sistem contoh kerja dan catatan observasi anak. Sistem contoh kerja tidak menggunakan tes standar tetapi berdasar pada unjuk kerja yang sesuai. Sistem contoh kerja terdiri dari dokumen aktivitas anak,integrasi asesmen, refleksi pendekatan individual, membolehkan guru belajar bagaimana anak bisa memperoleh pengetahuan dari interaksi. Sistem contoh kerja terdiri atas tiga komponen yaitu, kompenen pertama (observasi guru dengan ceklis dll), komponen kedua (portofolio yang menyediakan proses asesmen), komponen ketiga (laporan kesimpulan lengkap setiap anak selama satu tahun).

            Sedangkan catatan observasi anak  didasarkan pada observasi sebagai inti guna menghasilkan proses asesmen yang sesuai,reliabel,valid dan dapat digunakan di TK. Area perkembangan dalam sistem pencatatan observasi anak yaitu, inisiatif; kemampuan kreatif; hubungan sosial; musik dan gerakan; bahasa dan literasi; logika matematika.

            Bentuk pelaporan hasil penilaian di TK ada dua yaitu, program pembentukan perilaku melalui pembiasaan, dan program pengembangan kemampuan dasar. Cara mengisi laporan hasil asesmen yaitu diisi dalam bentuk uraian lalu buat rangkuman perkembangannya, penulisan diawali dengan perkembangan secara umum baru kemudian diperinci. Pada waktu menyerahkan laporan naratif sebaiknya disertai hasil pengumpulan data (lembar kerja anak,kumpulan portofolio dan sebagainya).



Sumber: Buku Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Universitas Terbuka

Comments

Popular posts from this blog

TUGAS DAN WEWENANG ORGANISASI SPBU

DAFTAR SMP SE KABUPATEN KUDUS

CONTOH PENERAPAN METODOLOGI EKONOMETRIKA