Pramoedya Ananta Toer


Pramoedya Ananta Toer




Pramoedya Ananta Toer (Blora, Jawa Tengah 6 Februari 1925 – Jakarta 30 April 2006) adalah salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Ia adalah seorang yang peduli terhadap sejarah, multikulturalisme, serta perdamaian, Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Ia adalah orang Indonesia pertama yang masuk nominasi peraih nobel atas karya-karyanya, meskipun hingga akhir hayatnya hal tersebut tidak terwujud, tapi ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang berkali-kali masuk dalam nominasi peraih nobel (sastra).

      Kemerdekaan dan perdamaian menurut Pramoedya Ananta Toer adalah kemerdekaan yang bermakna selaras dengan ajaran Multatuli : “memanusiakan manusia”.  

      Pramoedya peduli terhadap etnis Tionghoa di Indonesia, ia juga merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa. Ia pernah menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul Hoakiau di Indonesia. Karena itu pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena dituduh pro-Komunis Tiongkok. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di Pulau Buru di kawasan timur Indonesia. Selain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama, selama masa Orde Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan. 

Comments

Popular posts from this blog

TUGAS DAN WEWENANG ORGANISASI SPBU

DAFTAR SMP SE KABUPATEN KUDUS

CONTOH PENERAPAN METODOLOGI EKONOMETRIKA