MENUAI PRESTASI DARI LERENG MURIA
Ekstrakulikuler Bengkel Bahasa, SMP Negeri 3 Satu
Atap, Gebog, Kudus
MENUAI PRESTASI
DARI LERENG
MURIA
SMPN 3 Satu Atap Gebog di Kudus ini
memiliki hal yang menarik. Letaknya yang jauh dari keramaian di Desa Rahtawu,
Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, ternyata mempunyai ekskul dengan prestasi
luar biasa. Lewat ekstrakulikuler Bengkel Bahasa, guru dan murid mencoba
mengembangkan berbagai keahlian dibidang sastra dan bahasa.
Ekskul bengkel bahasa kini diikuti
sekitar 35 siswa, baik dari kelas VII, VIII, dan IX. Guru pengampu eksul
tersebut, Sugiharto mengatakan, ide awal pendirian ekskul bengkel bahasa dia
mulai di tahun 2015.
Bengkel bahasa sebenarnya dibagi
menjadi empat, yaitu teater, puisi, cerpen, dan jurnalistik. Namun karena
keempatnya saling berhubungan maka dijadikan satu.
”Awalnya 2015, karena saya juga
pernah mengampu teater maka saya coba ke anak-anak. Ternyata hasilnya luar biasa.
Untuk saat ini teater (Negeri Satu Atap) NSA yang paling menonjol dari lainnya”
ungkap Sugiharto.
Salah seorang siswi, Wahyuningtyas
mengaku, sangat menyukai ekskul bengkel bahasa khususnya ekskul. Siswi kelas IX
itu dari kecil sangat menyukai akting.
”Dari ekskul ini saya belajar
bagaimana cara berbicara, cara berdialog, belajar ekspresi mimik wajah, dan
banyak lagi. Pokoknya seru” ungkap Tyas
Sugiharto mengatakan, bahwa saat
pertama kali pembentukan ekskul tersebut dirinya menyasar anak-anak yang kurang
dalam penguasaan mapel Bahasa Indonesia. Lalu anak-anak diarahkan untuk
mengikuti ekskul bengkel bahasa.
”Sebenarnya di awal saya agak
memaksa. Selain itu anak-anak awalnya sangat takut, untuk berakting masih
malu-malu, mentalnya masih belum keluar. Harapan saya mereka lebih berani dan
memiliki kepercayaan diri lewat
teater bengkel bahasa ini” ungkapnya
Selain itu anak-anak juga diajarkan
untuk mandiri. Menurut Sugiharto, anak-anak SMP 3 Satu Atap sangat luar biasa.
Pernah suatu ketika hendak mengikuti
lomba, mereka hanya memiliki dana terbatas. Anak-anak kerap berinisiatif
menggunakan barang-barang sisa dan bekas untuk setting bacground teater.
Setiap hari Kamis mereka selalu
berlatih, tidak ada ruangan khusus. Tidak ada peralatan atau panggung tempat
mereka berlatih. Mereka hanya berlatih di ruang kelas yang kosong saja.
”Saya sering ngompori mereka biar semangat. Kalian dengan segala keterbatasan
lokasi jauh di puncak Muria jika berhasil, itu adalah hal yang sangat luar
biasa. Berbeda dengan anak-anak yang ada di bawah,” ungkap Sugiharto.
Salah seorang siswa, Khoirul Anam
menceritakan dirinya pernah belajar di alam bebas. Daerah Rahtawu dikelilingi
bukit-bukit pegunungan muria dan juga derasnya air dari pegunungan. Di tempat
yang serba terbatas tersebut, mereka tidak menyia-nyiakan alam yang indah
daerah tersebut.
”Pernah latihan di pinggir sungai,
berdialog” ungkap Khoirul
Berbeda dengan Khoirul, Nurul Marisa siswa kelas
VIII satu ini mengaku sangat pemalu. Awalnya mencoba mengikuti ekskul, dirinya
bahkan tidak menyangka bahwa teater membutuhkan keberanian lebih.
”Nah, kalau untuk anak-anak baru
memang masih agak pemalu, tapi nanti lama-kelamaan mereka lupa diri dan masuk
ke dalam peran yang mereka mainkan” ungkap Sugiharto
Dia juga mengatakan regenerasi
menjadi hal yang sangat penting. Sederet juara yang mereka sandang lewat teater
Negeri Satu Atap (NSA) harus dipertahankan.
”Jika kami bisa lebih baik itu luar
biasa, namun paling tidak kami bisa mempertahankan gelar yang sudah kami capai”
Prestasi yang diraih oleh teater
NSA memang sangat membanggakan. Di tahun pertama dari pembentukan ekskul saja,
SMP 3 Satu Atap mencatatkan diri sebagai juara 3 dalam Festival Teater Pelajar
(FTP) tingkat SMP se-Kabupaten Kudus, Djarum Bakti Budaya tahun 2015. Tak hanya
itu, pemeran pria terbaik dan pemeran pembantu wanita terbaik juga berhasil di
rebut.
Lebih luar biasa lagi di tahun 2016
diajang yang sama, SMP 3 Satu Atap menyabet tujuh dari delapan kategori yang
ada. Sederet gelar menjadi bukti bahwa ditengah keterbatasan sekolah dari
puncak muria ini berhasil membuktikan bahwa mereka mampu setara bahkan lebih
baik dibanding dengan sekolah lainnya. (rum)
Prestasi Ekskul
Bengkel Bahasa (Teater)
Tahun 2015:
Festival Teater Pelajar (FTP) tingkat SMP
se-Kabupaten Kudus, Djarum Bakti Budaya
1.
Juara Teater Terbaik 3 dengan naskah “Karma”.
2.
Pemeran Pria Terbaik, Eko Ardianto.
3.
Peran Pembantu Wanita
Terbaik, Nopi Damayanti
Tahun 2016:
1.
Juara Teater Terbaik 1 dengan naskah
“The Lagend of Malin Kundang”.
2.
Pemeran Utama Pria Terbaik,
Khoirul Anam.
3.
Pemeran Utama Wanita
Terbaik, Wahyuningtyas.
4.
Sutradara Terbaik, Sugiharto, S.Pd.
5.
Pemeran Pembantu Wanita
Terbaik, Nurul
Marisa.
6.
Penata Artistik
Terbaik, Sugiyono, S.E.
7.
Teater
Terfavorite Pilihan Panitia.
Prestasi Ekskul
Bengkel Bahasa (Puisi):
Juara 3 dalam FLS2N (2015) Tk. Kabupaten Kudus,
Wahyuningtyas.
Comments
Post a Comment