NAPOLEON BONAPARTE


Napoleon, Politics, Peace, and Power 



“I still love you, but in politics there is no heart, only head.”
“He accepted peace as if he had been defeated.”
“Power is my mistress. I have worked too hard in conquering her to allow anyone to take her from me, or even to covet her.”

      Napoleon Bonaparte, dua dari delapan bersaudara, (1769-1821) lahir pada 15 Agustus 1769 di Corsica, sebuah pulau di Laut Tengah di bawah kekuasaan Prancis, dari pasangan Carlo Buonaparte dan Leticia Ramolino Bonaparte yang sama sekali tidak berkecimpung di dunia militer. Thanks to his father's influence, Napoleon bersekolah di sekolah militer Brienne dan Ecole Militaire atas biaya Raja Louis XVI. Sejak itu kariernya di dunia militer melejit. Napoleon ikut menjadi tokoh sentral dalam revolusi bersejarah Eropa, Revolusi Prancis (1789-1799), yang menjatuhkan monarki absolut dan membangun sebuah negara demokratis.
      Dalam kepemimpinannya itulah, kita dapat melihat ide perdamaiannya yang secara implicit tampak dalam tujuan yang ingin dicapainya, yaitu mendirikan negara Eropa sebagai “federation of free people”. Untuk mencapai “perdamaian”nya itu, dia berperang menakhlukkan sebagian besar negara-negara Eropa dalam perang Napoleón (1799-1815). Di semua kekuasaannya itu, dia melakuan banyak perubahan, seperti penghapusan feodalisme dan perbudakan, adanya kebebasan beragama, dan dibentuknya konstitusi per negara. Napoleón juga sangat memperhatikan bidang pendidikan yang adil bagi warganya. Meskipun begitu, dia memerintah secara otoriter, kadang seperti tiran. Hal itu juga, ditambah dengan kekalahannya di Rusia, mendorong perlawanan dari negara-negara yang dikuasainya. Napoleón jatuh dan pada akhirnya diasingkan di Saint Helena hingga meninggal pada 5 Mei 1821.

Comments

Popular posts from this blog

TUGAS DAN WEWENANG ORGANISASI SPBU

DAFTAR SMP SE KABUPATEN KUDUS

Mangkunegara IV (Sembah dan Budiluhur)