Friday, 20 March 2015

DANAU BLINGOH JEPARA

Danau Baru di Blingoh Kabupaten Jepara


Sedikit aku akan bercerita pengalaman jalan-jalan berdua dengan temanku Atik. Hari itu berbekal hari libur Imlek tahun ini kami memutuskan untuk pergi ke suatu tempat yang tidak kami ketahui pasti. Berdasarkan informasi dari TV yang sempat aku lihat kemarin, bahwa ada danau baru yang ada di Desa Blingoh Kecamatan Donorejo, Kabupaten Jepara. Secara kami berdua ini sering ngetrip bareng cuma berdua doang, akhirnya pagi itu kami memutuskan untuk berangkat.Seperti biasa, Atik mengulur waktu hingga kita berangkat jam 9 pagi,,, (dalam hati itu siang banget rek).

Berhubung kami belum tahu pasti dimana lokasi dari danau itu, kami memutuskan untuk membuka sedikit informasi tentunya dari mbah google. Sebenarnya ada dua alternatif jika menuju ke Kecamatan Donorejo, rute pertama dapat lewat jalan Pati-Tayu dan yang kedua lewat Jepara. Namun kita lebih memutuskan lewat arah Jepara Kota. Perjalanan dimulai dari Dawe (rumahnye Atik). Kita melewati jalur tengah, yaitu Dawe-Gebog-Nulamsari-Mayong hingga sampailah kita pada suatu tempat yang hujan. Kita kehujanan saat mulai memasuki wilayah Kecamatan Pecangaan, kami memutuskan untuk mulai memakai jas hujan. Berhubung kita berhenti pas di pos polisi, akhirnya kita nanya deh, Kecamatan Donorejo di mana?.

Lanjut, sepanjang perjalanan hujan saat deras, namun berhubung kami cuma berdua dan cewek pula, kami memutuskan untuk tetap berjalan pelan. Sampailah kita pada titik ketidaktahuan mau berjalan ke arah mana, kita berhenti sebentar dan menunggu informasi dari kawan yang sudah pernah ke danau itu.
si putih yang kehujanan
Sampai kita memiliki informasi yang cukup, kami memutuskan untuk lanjut. Kita harus menuju ke arah objek wisata Benteng Portugis, melewati jalan hutan yang sepi sangat jauh. Akhirnya sampailah kita di plang objek wisata Benteng Portugis, berhenti isi bensin dan bertanya. Jalan memasuki wilayah itu, tidak begitu baik. Dan hal yang paling penting kita harus dan kudu tanya-tanya terus, karena tempat yang di tuju jalannya ribet. Bagaimana tidak memasuki jalan desa, beberapa meter bertemu perempatan, belum berjalan jauh ketemu perempatan lagi, muter-muter tidak karuan. Akhirnya sampai pada suatu jalan yang di tutup, kami akhirnya bertanya pada pemuda sekitar sana dan untungnya kami bisa sampai ke tempat tujuan. Foto-foto cek this out...

kakiku basah kuyuk kehujanan sepanjang hari 

Oh iya sedikit informasi jalannya sangat licin dan terjal. Tiket masuk sekitar 5 ribu untuk satu motor, dan tenang saja sewaktu memasuki objek banyak pemuda desa yang berjaga-jaga dan diberi garis polisi pada pinggir danau.

ini dia kami bolangers

Sedikit cerita saja, danau ini terbentuk bukan karena kejadian alam entah itu gunung melutus atau apa lah itu guys. sebenarnya danau ini dulunya adalah bekas penambangan padas warga sekitar, namun ketika memasuki musim hujan akhirnya terisi oleh air hujan dan karena ini padas mungkin air sulit untuk meresap (kayaknya si gitu,, hahaha). Yang sangat menjadikan tempat ini menarik adalah sisa penambangan padas seperti yang dibelakang kami itu, dan tentunya air danau yang berwarna biru susu itu.
siap lepas landas,,, hahaha
Sebenarnya yang menjadi titik hal yang sangat kami ingat adalah jalan yang muter-muter waktu pulang. Sebenarnya kita belum keluar dari desa itu, secara jalan yang kami maksud sedari tadi itu muter-muter. Bisa berangkat dan sampai tujuan belum tentu pulangnya tahu jalan, begitu. Karena banyak perempatan dan pertigaan kita berdua sedari tadi hanya muter-muter. Dan yang paling mengagetkan dijalan pulang, kita melewati sebuah masjid desa namun beberapa saat kemudia kita melewati masjid itu dengan arah yang sama. Gimana tuh? pusing pala barbie. Tanya sana-tanya sini akhirnya bisa keluar dari labirin desa itu. Kita keluar pas dijalan puskesmas Kelet.

Galeri Foto Lain



Salam Bolangers, Jaga Lingkungan Guys



Thursday, 19 March 2015

PENDAKIAN GUNUNG UNGARAN (2050 mdpl)

MENUJU PUNCAK UNGARAN 

aku ingin sedikit cerita perihal pendakian ke salah satu spot gunung di Semarang, yaitu gunung Ungaran. Awalnya dari ketidaksengajaan, berhubung hari itu Sabtu dan pada hari Minggu aku libur PPL maka iseng temen-temen kos main ke Ungaran. Berbekal tas berisi bekal seadanya (roti, air mineral, dan tentunya mie) seperangkat tenda dkk, kami berangkat sekitar jam 5 sore dari Unnes Gunungpati. Kami terdiri dari beberapa orang, perempuannya adalah kami berlima (mb Miski, Xadong, Intan, Tami dan tentunya aku).

Sampai di pos pertama atau yang sering kami sebut pos mawar, kita parkir motor dan membayar biaya pendakian. Sekitar Isya' kami mulai pendakian menuju ke kebun teh atau sekitar desa Promasan. Karena pendakian dilakukan malam hari, praktis tidak ada yang terlihat kecuali gelap, namun jangan khawatir berhubung malam ini adalah malam minggu tentunya pendakian cukup ramai dengan banyak pendaki dari luar Semarang. Beberapa kali kami saling salip dengan pendaki lain, oh iya pendakian ke Ungaran ini adalah pendakian pertamaku. Berkat kompor Intan, kami berempat entah kenapa ikut dengan kebiasaan manjat gunung ini. Kami sempat berhenti disebuah spot kolam air untuk mengisi cadangan air minum kami untuk masak di kebun teh nanti.

dari atas Intan, aku, mb Miski, dan murid PPL Intan

Kira-kira sekitar jam 10 malam kami sampai di tempat yang kami maksudkan untuk mendirikan tenda, yaitu di kebun teh yang luas. Sebenarnya ada alternatif bagi pedaki yang tidak memakai tenda atau bekal pendakian, di kebun teh terdapat desa kecil yang kerap disebut para pendaki Desa Promasan. Letaknya tidak terlalu jauh dari tempat kami mendirikan tenda, berhubung jalur pendakian puncak Ungaran melewati tempat kami mendirikan tenda, jadi akan bolak-balik jika kami ke Desa Promasan. Usai mendirikan tenda (para cowok) yang cewek kebagian buat masak menyiapkan makanan. Berhubung masih jam 10an, kami memutuskan untuk istirahat sebelum nanti jam 2 pagi mulai pendakian ke puncak.

ini adalah tenda kami

Akhirnya pukul 2 pagi kami mulai pendakian ke puncak, para perempuan yang awalnya berjumlah 5 orang, mendadak menjadi 4 orang (berhubung mb. Miski  milih molor ketimbang menuju puncak). Jalan trek menuju ke Ungaran dapat dikatakan cukup terjal, jalan terdiri dari padas dan batuan yang cukup besar dan curam. Di tengah perjalanan kami sempat menemui batu yang cukup besar dan tinggi untuk di daki. Namun apalah itu puncak sudah menanti, keinginan kami untuk melihat sunrise sudah tidak bisa dibendung lagi. Sekitar pukul 4 lebih akhirnya kami sampai di puncak Ungaran yang ternyata sangat ramai. Ini dia yang bisa dilihat dari puncak Ungaran.

ini adalah pemandangan dari puncak Ungaran


ini adalah kami berempat (aku, Intan, Xadong, dan Tami)

dan ini kami semua (kecuali yang pada tidur di tenda, hahaha)

Salam para Pendaki, Lestarikan Gunung dan Jangan Dikotori Guys....