UNGARAN: Ekspedisi Pendakian Seorang Diri
Hari itu niat untuk naik gunung sudah tak bisa dibendung lagi. Dari kemarin mencari teman untuk naik gunung, namun tak ada yang satupun bisa. Maklum ini bukan lagi Semarang yang dihuni oleh anak-anak penggila gunung. Kenangan saat-saat naik gunung menambah keinginan untuk muncak minggu ini.
Tepat hari Sabtu pagi aku mengemas peralatan dan logistik. Satu tenda ukuran kecil, satu SB, kompor dan gas, dua matras, dan tidak ketinggalan senter. Logistik aku bawa seadanya, kopi, mie instan, dan sosis. Ok, aku putuskan untuk berangkat siang ini.
Panas sekali jalanan saat itu, seorang diri aku kendarai motor kecil kesayangan. Tidak lupa sebelumnya aku pamit terlebih dulu dengan orang tuaku. Sekalipun awalnya enggan memberi ijin, karena berangkat sendirian dan cewek pula. Tapi setelah aku mantapkan dan meyakinkan keduanya. Akhirnya ijin pendakian ini aku dapatkan.
Perlu diingat bahwa sebagai seorang anak, kita wajib meminta ijin dari orang tua. Tidak perduli seberapa tingginya keinginanmu, jika orang tua tidak boleh ya tidak artinya. Setiap pendakian meminta ijin adalah ritual pertama dan paling wajib untuk didapatkan.
Balik ke perjalanan. Dari Kudus aku langsung menuju ke Ungaran. Sekitar pukul 15.00 sampai di pos mawar. Registrasi sebentar lalu aku putuskan mengawali pendakian seorang diri tersebut. Berdoa biar gak terjadi apa-apa saat diperjalanan.
Hampir dua jam aku berjalan, awalnya seorang diri. Lalu diperjalanan terdengar suara orang pada bergurau. Akhirnya sekitar pukul 19.00 aku sampai di Kebun Teh Promasan.
Udara sangat dingin, ku cari tempat untuk mendirikan tenda. Sudah gelap, terpaksa bangun tenda seaadnya. Dengan senter dimulutku, mulai kubongkar tas ransel besar yang aku bawa.
Ku bangun tenda dengan susah payah. Sebenarnya ada beberapa pendaki, namun berhubung udara dingin mereka memilih tidur di dalam tenda. Akhirnya 20 menit kemudia, tenda siap untuk aku gunakan.
Lapar, lalu aku buat mie instan tidak lupa kopi itu pelengkap utama. Aku memilih diluar. Sekalipun dingin namun langit cerah. Bintang dan bulan luar biasa indahnya. Dari sini bisa dilihat gemerlap lampu di Pelabuhan Tanjung Mas.
Aku tidak pergi ke puncak, itu keputusanku. Tidak memungkinkan untuk hal itu. Bisa dikatakan untuk gunung yang hanya 2050 mdpl tersebut, Ungaran termasuk gunung dengan track berat.
Dari pos mawar ke kebun teh saja, paling cepat 2 jam. Untukku santai saja, sampai 2,5 jam. Itu belum ditambah dari kebun teh ke Puncak yang bisa sampai 2 jam lebih juga. Kepalang tenda sudah berdiri dan udara dingin sekali.
Esok pagi, aku bangun. Dinginnya bukan main. Sekitar hanya kabut. Aku main ke kampung Promasan. Letaknya tidak jauh, ya 20an menit sampai dari kebun teh. Numpang buang air, sekalian mengisi dua botol air untuk buat mie dan kopi sarapan.
Sarapan di kebun teh, tidak ada duanya. Walau sendiri tidak mengurangi rasa bahagianya. Beberapa pendaki lalu lalang. Saling sapa pagi itu begitu hangat.
Baru jam 10 pagi aku packing dan turun. Aku berhenti sebentar di salah satu kolam renag. Tempat itu lumayan bersih, tak seperti tahun lalu. Banyak ranjau yang begitu saja ditinggal orangnya.
Akhirnya keinginan untuk sekedar main ke gunung tercapai. See you lagi. Salam bolangers dan jaga kebersihan ya.
Comments
Post a Comment