PENDAKIAN PUNCAK ANDONG PEAK
PENDAKIAN ANDONG PEAK
Sudah lama sekali aku tidak menulis blog yang ini, maklum aku agak sibuk dengan blog sastra satunya lagi, arumpakarstory.blogspot.com. Ok, langsung saja kita cerita pengalaman saat aku mendaki di gunung Andong Magelang. Sebenarnya bukan gunung, lebih tepatnya lembah. Tapi kau tidak akan percaya bahwa pendakian Andong Peak ini terasa lumayan berat, medannya yang begitu luar biasa gilanya. Pertama kali aku perkenalkan kawan saat muncak di Andong Peak, namanya mas Gewol Bowo. Waktu itu sebenarnya tidak sengaja kami merencanakan ke Andong Peak, berhubung beberapa kali kami rencana tapi tak terealisasikan. Waktu itu iseng-iseng aku bbm, pengin banget kan muncak sebelum puasa,, hehehe. Akhirnya setelah banyak pikiran, malam itu langsung kita tentukan untuk berangkat siang harinya sekalipun hanya berdua. Hari itu hari Minggu kami berangkat dari Kudus sekitar pukul 2 siang, berbekal insting dan pemetaan jalur ke Magelang. Maklum kita berdua baru pertama juga muncak ke Andong Peak, namun akhirnya kita sampai juga di Pos Pendakian. Kali ini kami nyasar ke Pos Pendakian Sekar Arum Kembangan, tau deh gimana tracknya. Habis magrib tepat kami sampai di pos dan menyempatkan untuk sholat magrib, lalu regristrasi dan duduk2 bentar sambil nanya2 sama bapak2 di sana. Akhirnya habis isya' kami memutuskan untuk naik menuju puncak. Cuma kita saja yang waktu itu nanjak, namun ada beberapa rombongan yang baru datang ke pos pendakian. Berbekal senter, berangkat deh kita.
Belum apa2 di awal track kita disuguhi dengan tangga yang kemiringannya lumayan, mungkin 45 derajat ada kali ya. Aku sudah mulai ngos2an, tidak dapat dibayangkan track awal begini banget. Katanya naik Andong Peak cukup 1 jam, yang bener aja gila kali. Setelah ketemu dengan tangga tadi yang banyak kali, kita sampai di pos 1, tempatnya seperti gazebo dan tanah lapang seperti sering digunakan untuk berkemah. Lalu kami melanjutkan perjalanan, track sepanjang Andong Peak selalu nanjak, sulit untuk menemui track lurus dan datar. Udara sangat dingin, maklum ini musim kemarau. Sudah satu jam kami menyusuri track full tanjakan ini namun tidak bisa melihat puncak Andong. Beberapa lama aku mulai membenci track ini, maklum ini track kedua yang hampir membuatku putus asa melihat puncak setelah pendakian mengerikan ke Puncak Lawu, maklum full tanjakan tangga.
Ok, dua jam berlalu dengan penuh kegilaan. Aku merasa mulai lelah dan pikiranku sudah gila. Akhirnya aku berjalan di belakang dan mas Gewol di depan, beberapa kali aku istirahat (berasa udah tua). Hingga kami sampai pada sebuah tanjakan yang kami pikir itu puncak (hahaha... udah nggak waras) dan ternyata itu hanya tanah lapang yang sering di buat ngecamp para pendaki. Lalu puncaknya dimana??? entah lah. Kami berjalan terus-terus dan tiga jam berlalu, mas Gewol entah apa yang terjadi dia masuk angin (kali aja). kami pun sampai di sebuah tanah lapang lagi dan bisa melihat puncak, ini mungkin hampir satu jam buat sampai dan ngecamp di puncaknya. Tapi dia mulai muntah2 dan kami pun memutuskan untuk mendirikan tenda di tanah lapang. Kami bisa melihat orang2 yang sampai puncak, tapi mau apa lagi tidak bisa dipaksakan. Tenda pun berdiri dan siap2 masak, berhubung sudah lapar dan kedinginan. Lalu istirahat lah kita, agak sedikit pesimis jika mas Gewol tak pulih kita g bisa muncak.
Jam pun berlalu, sekitar pukul set 5 kami bangun, dengan pertanyaan "muncak gak?" awalnya aku yang pesimis, bagaimana tidak udara di luar saja seperti es. Tapi apalah arti dingin, sudah sampai sini masak nggak muncak (yang bener aje). Alhasil kita memutuskan untuk muncak, berbekal air dan sedikit cemilan, kami meninggalkan tenda berdiri menuju puncak. Entah dimana puncaknya yang jelas di sana ada banyak puncak, setelah mencari2 akhirnya sampai kita di puncak Andong Peak. Dan mari kita lihat indahnya pemandangan dari Andong Peak (hahaha)...
ini entah dari sebelah timur, itu sepertinya gunung telomoyo (sepertinya)
Comments
Post a Comment