Pendidikan Diri Sendiri Bagi Siswa
PENTINGNYA
MENJADI DIRI SENDIRI BAGI SISWA
(oleh: Arum Pakar)
Aku
selalu berpikir ada kesalahan dalam diriku yang sampai sekarang membuatku
kurang bisa menerima berjalannya dunia. Pernah sesekali menangis karena tidak
mengerti diri sendiri. Sebagai orang yang kini berusia 22 tahun, aku punya
mimpi untuk menjalani hidup sebagaimana keinginanku. Tapi tak berjalan
sebagaimana kuinginanku. Dulu saat aku masih duduk dibangku sekolah dasar,
banyak mimpi-mimpi yang kugantungkan. Aku ingin jadi dokter, polisi,
olahragawan, hingga seorang pengajar. Aku tidak berpikir tentang kemampuanku di
saat aku kecil. Dan sekarang aku berpikir, dari dulu ada yang mengarahkanku
pada keinginanku itu pastilah berbeda ceritanya. Sebuah kata yang terucap
dariku saat sekarang aku dewasa. Arahan dan bimbingan yang kumaksud adalah
tentang bagaimana mewujudkan cita-cita yang dari kecil kita impikan agar
menjadi kenyataan. Setiap anak tidak mendambakan hidup dengan keinginannya yang
besar tetapi juga kebahagian ketika menjalankan impiannya itu. Ketika mereka
dewasa, bukan soal materi tapi tentang keinginan hidup yang menyenangkan. Hal
yang menurutku kurang aku dapatkan. Bisa dikatakan hampir 13 tahun aku sekolah,
dan masa yang paling menyenangkan tentulah masa sekolah dasar. Di masa sekolah
dasar adalah awal kita sebagai anak kecil belajar menerima dan menjadi diri
sendiri.
Menjadi
diri sendiri adalah hal yang sangat
penting agar anak tahu apa keinginannya. Pendidikan sangat berperan dalam
mewujudkan seorang anak mengenal dirinya, kemapuannya, dan bagaimana ia
mencapai keinginan yang didambakannya. Tentang siapa dirinya, siapa orang lain,
dan mengapa kita berbeda-beda namun kita diseragamkan? Pikiran-pikiran anak
kecil yang seharusnya bisa dijelaskan oleh guru. Tentang bagaimana anak dapat
mengatakan dan berterus terang tentang apa yang dia rasakan dan dia inginkan.
Ini adalah titik yang membuatku ingin menjadi pengajar. Dalam pendidikan, aku
ingin seorang anak berterus terang tentang pikiran-pikirannya, menyatakan suatu
hari nanti ingin jadi apa, melakukan hal-hal bahagia seperti keinginan dirinya.
Konsep menjadi diri mengajarkan kepada anak tentang siapa dirinya,
keinginan-keinginannya, dan kebahagianya. Begaimana seorang anak dapat
mengekspresikan apa yang ia rasakan. Bagaimana pengajar dapat mengarahkan, membimbing,
dan menyediakan akses untuk seorang anak mengekspresikan tentang dirinya.
Berlaku dan sadar bahwa dia dan temannya memiliki hal yang berbeda. Melalui ini
dia akan mengerti dan mencoba mengerjakan setiap hal sesuai diri mereka
sendiri.
Menjadi
diri sendiri, seorang anak membutuhkan bimbingan agar mengetahui sejauh mana
mereka terhadap batasan-batasan yang ada. Memberikan arahan bahwa menjadi diri
sendiri sekalipun bebas mengekspresikan diri sendiri bukan berarti menggunakan
segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Sebagai pengajar kita wajib
memberikan batasan menjadi diri sendiri tanpa merugikan atau menyakiti orang
lain. Kita berikan batasan berupa nilai dan norma dalam diri mereka sendiri. Nilai
dan norma yang meskipun tidak dalam bentuk aturan, tapi mereka punya nilai dan
norma dalam diri mereka. Tentang bagaimana kita menerangkan bahwa sekalipun
menjadi diri sendiri, mereka mempunyai tanggung jawab untuk menghormati orang
lain dengan batasan-batasan yang ada.
Sebagai
pengajar, kita akan mendengar apa yang anak-anak rasakan, apa yang mereka
inginkan, dan melihat bagaimana mereka mengekspresikan diri mereka yang
berbeda-beda tersebut yang mungkin dulu sulit aku lakukan. Itu yang membuatku
bersemangat menjadi pengajar. Hal yang membuatku sadar bahwa anak-anak hanya
ingin menjadi diri mereka sendiri layaknya anak-anak yang bahagia. Kita bisa
menuntun mereka menjadi orang yang lebih baik dna bahagia dengan menjadi diri
mereka sendiri dan menghargai keingingan orang lain yang juga ingin menjadi mereka
sendiri.
Comments
Post a Comment