Monday, 9 July 2012

Immanuel Kant


Kant Perpetual Peace 



      Immanuel Kant (1724 - 1804) merupakan salah satu filsuf yang paling berpengaruh dalam sejarah filsafat Barat. Kontribusinya terhadap metafisik, epistemologi, etika, dan estetika, mempunyai dampak yang sangat besar pada hampir semua pergerakan filsafat setelahnya.
      Kant lahir pada di Konigsberg, sebuah kota di Prusia timur. Seluruh riwayat hidup Kant selanjutnya terpusat di kota tersebut. Kant tidak pernah bepergian lebih jauh dari lima puluh mil dari kampung halamannya. Meski demikian, karya-karyanya mempunyai pengaruh yang sangat besar--laiknya revolusi Copernicus--dalam dunia filsafat. Karya-karyanya yang termasyhur antara lain: Critique of Pure Reason (1781), Prolegomena to any future Metaphysics (1783), Foundation of The Metaphysis of Ethics (1785), Critique of Practical Reason (1788), dan Critique of Judgement (1790). Di samping itu, Kant juga memberikan kontribusi bagi hubungan kerjasama internasional lewat karyanya yang berjudul Perpetual Peace (1795). Tesis central dari karya-karya Kant--bahwa apa yang mungkin diketahui oleh manusia (tentang realitas) mensyaratkan partisipasi aktif dari pemikiran manusia--sebenarnya cukup sederhana, tapi detil pada aplikasinya luar biasa kompleks.
      Pemikiran Kant dalam teori pengetahuan sering disebut sebagai revolusi kantian. Ada dua alasan mengapa disebut demikian. Pertama, kant mengubah trend filsafat Barat yang sebelumnya memfokuskan diri pada pertanyaan ontologis (apa itu realitas?) ke fokus yang lebih epistemologis (bagaimana pengetahuan tentang realitas itu mungkin?). Kedua, Kant berhasil mensintesakan dua teori pengetahuan yang selama berabad-abad tidak terjembatani, yaitu antara rasionalisme yang menekankan pada rasio sebagai sumber pengetahuan, dan empirisme yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan.
      Selanjutnya dalam Perpetual Peace dikatakan bahwa: jika kita menginginkan perdamaian kekal (perpetual peace), kita bisa memulainya dengan suatu negara universal (world state). Namun menurut Kant hal tersebut tidak mungkin dikarenakan beberapa alasan yaitu :
  1. Perbedaan bahasa dan agama secara alami memisahkan negara-negara.
  2. Jika negara-negara menyerahkan kedaulatannya (di bawah satu payung besar) maka gagasan 'negara' tidak lagi ada.
  3. Negara dunia (world state) pada hakikatnya bersifat lalim.
  4. Ketidakmungkinan adanya satu penguasa tunggal yang mengontrol seluruh dunia.
Sehingga kita membutuhkan suatu federasi dari negara-negara merdeka yang dilandasi hukum internasional. Seluruh konflik yang terjadi antara negara-negara yang ada, akan diselesaikan melalui diskusi dan arbitrasi legal. Sebuah federasi internasional bisa dibentuk dengan aturan-aturan awal (preliminary articles) sebagai berikut:
  1. Traktat perdamaian tidak bisa dipegang teguh apabila masih ada kesepakatan tidak terucap akan adanya perang di masa mendatang.
  2. Tidak ada negara merdeka, besar atau kecil, yang berada di bawah kuasa negara lain.
  3. Standing army (miles perpetuus) harus dihapuskan secara total.
  4. Hutang negara tidak disangkutpautkan dalam hubungan antarnegara.
  5. Tidak ada negara yang mengintervensi konstitusi maupun pemerintahan negara lain.
  6. Selama masa perang, tidak ada negara yang melakukan tindakan-tindakan yang mencerminkan hostility--seperti pembunuhan (percussores), memata-matai (venefici), pelanggaran kapitulasi, dan dorongan berkhianat (perduellio) terhadap negara lawan--yang mengakibatkan kepercayaan bersama terhadap perdamaian setelahnya menjadi mustahil.
Preliminary articles ini bertujuan memastikan keamanan negara-negara merdeka dan menghilangkan konflik di antara mereka. Untuk mengimplementasikan preliminary articles tersebut, dibutuhkan prasyarat yang termuat dalam definitive articles, yaitu:
  1. Konstitusi dari setiap negara harus Republikan, yang berarti pada parakteknya: kebebasan bagi tiap anggota dari komunitas, hukum tunggal, seta prinsip kesetaraan hukum.
  2. Law of Nations harus didirikan di atas Federasi Negara-negara Merdeka.
  3. Law of World Citizenship harus dibatasi dan didasarkan pada kesediaan universal (universal hospitality).
      Meskipun Perpetual Peace tidak masuk dalam deretan karya-karya Kant yang termasyhur. Namun karya ini disusun pada masa senja hidupnya, di mana pemikiran Kant sudah lebih matang dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

Adolf Hitler


Adolf Hitler



Lahir di Brunau, wilayah Austria 20 April 1889. Ayahnya Alois Schiklgruber berasal dari kelompok minoritas Austria yang bekerja sebagai pegawai pabean. Ibunya, Klara Polzl meninggal pada usia cukup muda, Dari 6 Saudara, hanya Hitler dan adiknya Paula yang bisa hidup hingga Usia Dewasa.
Pada masa mudanya, Hitler sendiri bercita - cita ingin menjadi seorang pelukis, hingga dia pergi ke Wina, Hitler muda yang lurus, tidak terlalu cerdas juga tidak terlalu bodoh, tidak suka main wanita, tidak suka mabuk-mabukan, dengan berbekal kemampuan mengambarnya, Hitler muda pergi menuju Wina yang pada saat itu terkenal akan akademi keseniannya, tapi sayangnya Hitler gagal masuk ke dalam akademi ini.
Untuk selanjutnya ketika dia masih di wina setelah kegagalannya dalam mengikuti test akademi kesenian di Wina, Hitler muda mendapati dirinya sedang tertarik pada pandangan dari Lanz Von Liebenfels tentang keagungan dari bangsa Arya, dari hal inilah Hitler mendapati pemikiran-pemikiran yang membawanya menjadi salah satu pemimpin Dunia yang ditakuti oleh lawannya.
Dalam waktu yang singkat, Hitler menampaki Karir militer dan politiknya, dengan Julukan sang “Fuehrer”, Hitler mengantarkan Jerman dengan Nazi menuju ke kancah peperangan Dunia, dengan mengadakan kerjasama dengan Jepang dan Italia, konsolidasi ke tiga negara ini menjadi hal yang ditakuti, Hingga lawan seperti Inggris, Rusia, USA, dan negara-negara sekutunya mulai membentuk aliansi guna mengatasi konsolidasi ketiga negara ini, pada 1944 Jerman mulai menampakkan kekalahannya.
Pada akhirnya sang Fuehrer aka Hitler, tua dan tidak berdaya, menulisakan Buku berjudul “Mein Kamf” atau “Perjuanganku” dalam buku tersebut Hitler menulisakan tentang sejarah yang merupakan pertarungan antar Ras-ras di Dunia, dan yang terbaiklah yang menang, bagi Hitler sendiri Ras Arya yang berpusat di Jerman adalah Ras terbaik, dan pantas untuk menguasai dunia. 
Poor Hitler, seandainya dia diterima dia diterima di akademi kesenian di Wina, tentu akhir hidupnya menjadi seorang pelukis, yah tapi kita tak bisa selalu menyalahkan masa lalu, siapa tahu kalau seandainya tidak ada Hitler, akan ada orang yang lebih kejam dari Hitler

Pramoedya Ananta Toer


Pramoedya Ananta Toer




Pramoedya Ananta Toer (Blora, Jawa Tengah 6 Februari 1925 – Jakarta 30 April 2006) adalah salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Ia adalah seorang yang peduli terhadap sejarah, multikulturalisme, serta perdamaian, Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Ia adalah orang Indonesia pertama yang masuk nominasi peraih nobel atas karya-karyanya, meskipun hingga akhir hayatnya hal tersebut tidak terwujud, tapi ia adalah satu-satunya orang Indonesia yang berkali-kali masuk dalam nominasi peraih nobel (sastra).

      Kemerdekaan dan perdamaian menurut Pramoedya Ananta Toer adalah kemerdekaan yang bermakna selaras dengan ajaran Multatuli : “memanusiakan manusia”.  

      Pramoedya peduli terhadap etnis Tionghoa di Indonesia, ia juga merupakan kritikus yang tak mengacuhkan pemerintahan Jawa-sentris pada keperluan dan keinginan dari daerah lain di Indonesia, dan secara terkenal mengusulkan bahwa pemerintahan mesti dipindahkan ke luar Jawa. Ia pernah menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul Hoakiau di Indonesia. Karena itu pada 1960-an ia ditahan pemerintahan Soeharto karena dituduh pro-Komunis Tiongkok. Bukunya dilarang dari peredaran, dan ia ditahan tanpa pengadilan di Nusakambangan di lepas pantai Jawa, dan akhirnya di Pulau Buru di kawasan timur Indonesia. Selain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama, selama masa Orde Baru Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai tahanan politik tanpa proses pengadilan. 

Yasser Arafat


Yasser Arafat 



 

      Terlahir dengan nama lengkap Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini pada tanggal 4 Agustus 1929. Yasser Arafat adalah Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Presiden Otoritas Palestina. Ia menjabat sebagai Presiden Otoritas Palestina sejak tahun 1993 dan terpilih menjabat selama lima tahun pada tahun 1996. Selain Presiden, Arafat juga merupakan pemimpin Fatah dan PLO sejak tahun 1969 dengan markas di Yordania. PLO adalah organisasi liberal Palestina yang berusaha menentang pendudukan Israel atas Palestina.

      Pada tanggal 28 Oktober 2004, Arafat dilaporkan menderita penyakit yang serius. Keesokan harinya, dia meninggalkan Markas Besar Tepi Barat di Ramallah untuk diterbangkan ke Perancis. Di sana, dia dirawat di Rumah Sakit Militer Percy yang terletak di Clamart. Arafat berada dalam kondisi koma pada tanggal 3 November 2004. Sejak saat itu kondisinya memburuk. Dia tetap hidup dengan bantuan alat-alat penopang nyawa. Arafat meninggal dunia di rumah sakit pada pukul 09:30 WIB tanggal 11 November 2004 pada usia 75 tahun. Upacara pemakaman diadakan di Bandara Kairo, Mesir. Arafat dimakamkan di markas besarnya Muqata, Ramallah, Tepi Barat.


      Pada bulan September 1993 PLO dan Israel saling mengakui eksistensi masing-masing dan Israel berjanji memberi hak otonomi kepada PLO di daerah pendudukan melalui Persetujuan Damai Oslo tahun 1993. Motto Israel adalah “land for peace” (tanah untuk perdamaian). Pengakuan itu dikecam keras dari pihak ultra kanan Israel maupun kelompok di Palestina yang tidak setuju. Namun, Negara-negara Arab (Saudi Arabia, Mesir, Emirat, dan Yordania) menyambut baik perjanjian untuk mendukung perdamaian itu. Setelah itu kekuasaan di daerah pendudukan dialihkan ke PLO. Pada tahun 1994, bersama dengan Shimon Peres dan Yitzhak Rabin, Arafat dianugerahi penghargaan nobel perdamaian atas usahanya tersebut.

ALBERT EINSTEIN


“...Imagination is more important than knowledge because knowledge is limited..” ALBERT EINSTEIN



Kalian biasa mengenal diriku dengan penampilan eksentrik,rambut putih yang jabrik serta pakaian profesorku yang kumal.Namun semuanya itu hanyalah penampilan luarku saja,,,tahukah kalian hingga kini setiap ada persoalan yang tidak bias dipecahkan,,namaku selalu disebut-sebut,,,kata mereka “You Are No Einsten”..Hal ini sudah cukup merefleksikan penghormatan kalian terhadap kecerdasan diriku..hehehe..
Sekilas aku mengenalkan diriku dulu,,dilahirkan di Ulm,Wuttenberg pada tanggal 18 April 1879,ayah dan ibuku bernama Hermann dan Pauline,kami merupakan keluarga Yahudi yang taat .Namun ibuku memasukkan aku di sekolah katolik pada masa kecilku.oh ya Ibuku pulalah yang menganjurkanku untuk mendalami biola dan mendengarkan musik klasiknya oom Bach dan mas Mozart.
Masa-masa pendidikanku di Munich sungguh sangat membosankan sehingga aku banyak membolos,guru-gurunya mengajar terlalu kaku dan tidak pernah menerima pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan.Yah..mungkin aku lebih baik berhenti dari sekolah,usiaku 15 tahun saat itu,lalu aku memutuskan untuk mengikuti keluargaku pindah ke Italia.Namun aku menyadari pentingnya pendidikan bagi diriku,sehingga aku pergi belajar ke Swiss. Wow,,sekolahnya sungguh menyenangkan,apalagi disana para murid selalu dianjurkan untuk bertanya,sungguh merupakan “surga” bagi kehausan intelektualku,sampai akhirnya aku memperoleh gelar Doktor di Universitas Zurich pada usia 26 tahun.
Langsung saja ya karena karier akademisku yang sangat cemerlang,aku diangkat sebagai Guru Besar Universitas Berlin,Direktur Lembaga Fisika “Kaisar Wilhelm” dan Anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Prusia..disana aku diberikan fasilitas yang sangat baik sehingga aku dapat mengembangkan bakatku secara optimal. Disanalah akhirnya aku menemukan Teori Relativitas yang kesohor itu sekaligus berhasil menggoyahkan pendapat kakek Newton mengenai Teori Gravitasi,menurutku gravitasi bukan disebabkan oleh tarik-menarik tetapi karena adanya distorsi distorsi Ruang-Waktu dari suatu benda langit, yang mempengaruhi gerakan benda langit lainnya. Distorsi Ruang-Waktu itulah yang “menjebak” bumi sehingga terus berputar mengelilingi Matahari, dan menjebak” bulan sehingga selalu berputar mengelilingi Bumi. Dan akhirnya mengatur seluruh pergerakan benda-benda langit.Mengerti ga?Penjelasannya nanti aja ya. Pengaruh Hitler yang mulai meracuni hampir seluruh Jerman membuat diriku tidak betah,apalagi kebijakannya terhadap kaum Yahudi  yangs sangat kejam,meyebabkan aku memutuskan harus pindah ke Amerika Serikat.Ternyata banyak teman-teman profesor Yahudi yang juga kabur keluar negeri akibat tidak tahan dengan kekejaman Hitler.dari mereka aku diberitahu bahwa Jerman hampir menemukan cara untuk menciptakan BOM ATOM !.Hal ini sungguh berbahaya sebab akan memulai kehancuran dunia apabila Jerman berhasil mendapatkannya.Aku pun segera menulis surat kepada Presiden Amerika, Roosevelt, untuk memberikan peringatan akan ancaman ini. Roosevelt juga segera menyadari bahaya ini dan mendorong dilakukannya proyek penelitian energi atom yang dinama­kan “PROJECT MANHATTAN”. Nantinya, proyek ini ternyata memang berhasil menciptakan bom atom yang kemudian dijatuhkan di Jepang pada akhir Perang Dunia II.
Namun, proyek ini lalu membuat diriku prihatin. Manusia telah berhasil menciptakan senjata yang daya hancurnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Jika manusia nanti mampu membuatnya dalam jumlah yang banyak dan terjadi sesuatu, dunia bisa musnah. Aku pun mulai memperjuangkan agar pengembangan senjata ini bisa dibatasi. Untuk mengurangi resiko penemuanku disalahgunskan oleh orang-orang intelek yang tidak bermoral,banyak hasil penemuanku mengenai atom dan nuklir tidak aku publikasikan dan tidak jarang kumusnahkan. Sebab akibat yang ditimbulkan oleh bom atom di Hiroshima dan Nagasaki sangat mengerikan. Untuk itu aku hanya berharap penemuanku yang ada ini hanya berguna untuk kelangsungan perdamaian dunia. 
Sampai akhir hayatku tanggal  18 April 1955 aku telah mengganti statusku mejadi warganegara AS. Mungkin itu saja sumbangsihku terhadap perdamaian dan selalu aku selalu menekankan bahwa ilmu pengetahuan tanpa landasan moral didalamnya adalah hampa.


“..Einstein akhirnya tidak saja dikenal sebagai salah seorang paling genius di dunia, tetapi juga sebagai orang yang gigih menyokong gerakan perdamaian..”
(wikipedia quotes)

Syekh Siti Jenar


Syekh Siti Jenar

Syekh Siti Jenar atau Lemah bang, Ali Hasan merupakan tokoh penyebar agama islam yang kontroversial dan terkenal di tanah Jawa, disamping ajaran wali songo. Syekh Siti Jenar sangat kontroversial karena ajaran-ajarannya yang dianggap bertolak belakang dengan mainstream ajaran islam yang dibawa oleh wali songo saat itu. Hingga tak mengherankan bila selama hidupnya Syekh Siti Jenar dikucilkan oleh keluarganya sendiri karena kesukaannya terhadap ilmu ghaib hingga mendapat hukuman mati karena ajaran islam yang diajarkannya dianggap sesat. 1
      Ajaran Syekh Siti Jenar yang paling controversial adalah Manunggaling Kawula Gusti. Menurut dia, bahwa di dalam tubuh manusia itu terdapat ruh dari Tuhan sehingga manusia merasa dekat dengan Tuhannya. Ajaran ini dalam pemikirannya sesuai dengan ajaran Al-Quran (Shaad; 71-72). Sehingga apa yang diwajibkan seperti melakukan sholat, syahadat, puasa, dan lain-lain itu bukanlah hal yang wajib dan omong kosong belaka, karena apabila manusia telah mencapai taraf penyatuan dengan Tuhan, maka manusia itu bebas hukum tidak terbebani lagi dengan berbagai hukum dan aturan. Dengan manusia merasa dekat dan menyatu dengan Tuhan maka manusia makin menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milikNya, kita tidak mempunyai hak apapun selain menjaga apa yang menjadi miliknya di dunia ini. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menjaga kemakmuran bumi, dimana dia menyebutnya sebagai Hamamayu Hayuning Bawana, dimana seseorang dianggap muslim apabila dia bisa memberikan manfaat bagi lingkungannya bukannya menciptakan kerusakan di bumi. 2 Disamping itu, dengan adanya Tuhan di dalam dirinya, otomatis seorang dengan yang lain tidak akan saling menyakiti, karena apabila mereka menyakiti manusia itu, maka itu sama dengan dia juga menyakiti Tuhannya. Bagi Syekh, tidak penting untuk berdebat tentang ajaran agama mana yang paling benar, karena pada dasarnya kita semua yang beragama ini menyembah pada satu Yang Maha Esa yang sama hanya saja kita masing-masing ajaran menyebutnya secara berbeda-beda. Oleh sebab itulah, kita tidak boleh berdebat tentang ajaran agama siapa yang paling benar. Disamping itu, dia juga mendirikan perguruan, untuk mengajarkan prinsip-psinsip dalam menjalankan islam yang baik, salah satunya adalah menyucikan dirinya  sendiri dengan menjauhi kemewahan dan kesenangan duniawi (tasawuf). Selain dari pada itu, dalam pandangan Syekh Siti Jenar hidup manusia di dunia yang kita jalani tidak lebih dari sekedar kematian, sebaliknya kematian justru merupakan awal kehidupan yang lebih abadi. Akibatnya banyak dari pengikut dia lebih memilih untuk mati dan menempuh hidup abadi yang sebenarnya melalui kematian dengan berbagai cara, antara lain dengan bunuh diri atau memulai keributan di pasar yang membuat orang lain marah dan melempari mereka hingga mati. Oleh sebab itu, dia mengangap dunia yang indah dan damai serta harta kekayaan, dianggap sebgai godaan dalam kematian di dunia ini dan hidup yang abadi adalah hidup setelah menjalani kematian.3
      Biarpun pribadinya dianggap sesat oleh banyak orang karena ajarannya bertolak belakang dengan ajaran islam yang ada pada saat itu dan faktor-faktor lainnya, Syekh tetap masih percaya bahwa apa yang kita miliki didunia ini berasal dari Tuhan dan kita tidak punya hak apapun yang harus kita lakukan adalah dengan menjaga apa yang Dia titipkan pada kita dengan baik dan tanpa merusak bumi ini. Disamping itu, ajarannya pulalah yang mengingatkan kita untuk tidak saling berdebat tentang ajaran mana yang paling benar dan yang terpenting itu adalah untuk selalu dekat dengan Tuhan. Bagi saya sebagai penulis, kalimat yang terakhir tadi cukup mewakili bahwasanya Syekh Siti Jenar itu adalah orang yang peduli  dan mau menjaga apa yang ada di bumi ini dan menurut saya itu adalah salah satu bentuk perdamaian dari seorang Syekh Siti Jenar.  

      Saya Lahir di Surakarta dengan latar belakang seluruh keluarga yang berbudaya Jawa.  Semenjak kecil, saya didik dengan budaya dan nilai-nilai jawa, dimana harus menghormati ayah dan ibu dengan segenap hati. Biarpun begitu, keluarga kami sangatlah liberal, dimana posisi ayah dan ibu berada di posisi yang sama, tidak ada yang harus dihormati lebih besar. Hal ini berbeda dengan budaya jawa, terutama di Solo,  dimana masih menganut budaya patriakhi. Budaya ini mengedepankan posisi Ayah (laki-laki ) harus dijunjung tinggi dan dihormati dan posisi Ibu (perempuan) hanyalah sebagai pelengkap saja. 

      Budaya Patriakhi inilah yang menurut saya menjadi salah satu alasan kaum feminis untuk merombak tatanan social masyarakat, dimana mereka menginginkan kedudukan wanita dan pria sejajar. Dalam budaya jawa, terdapat budaya patriakhi yang sangat menguntungkan posisi laki-laki, sedangkan wanita jawa haruslah selalu bersikap nrima ing pandum yang secara mendasar berarti menerima segala sesuatu tanpa perlawanan dan bantahan apapun. Saking tidak begitu paham tentang apa itu kekerasaan secara gamblang, mereka bahkan tidak menyadari bahwa ajaran yang ditanamkan oleh orangtua mereka bahwa setiap wanita (istri) harus patuh terhadap pria (suami) tersebut membuat mereka makin tidak berani mengatakan “tidak” pada suaminya. Yang nantinya, hal tersebut makin membuat dasar legitimasi bagi pihak laki-laki untuk melakukan tindakan superioritasnya, termasuk kekerasan terhadap kaum perempuan, di wilayah social, politik, hukum, ekonomi, dan lain-lain.  Maka tak jarang, wanita jawa yang masih belum sadar dirinya sebenarnya, dalam kasus-kasus tertentu, menerima kekerasaan dari pihak laki-laki. 

      Kekerasan yang saya maksud disini, tidak hanya kekerasan fisik saja melainkan kekerasan dalam bentuk lain. Karena kekerasan itu adalah semua bentuk perilaku verbal maupun nonverbal yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang lain, sehingga menyebabkan efek negatif secara fisik, emosional dan psikologis terhadap orang yang menjadi sasarannya (Nur Hayati, 2000). Dari data yang saya dapatkan dari internet, SPEK HAM (Solidaritas Perempuan Untuk Keadilan dan Hak Asasi Manusia) mengumpulkan data kekerasaan yang dialami perempuan di Surakarta, dimana pada tahun 2003-2004, Selama tahun tersebut SPEK-HAM Solo mencatat adanya 61 kasus yang terdiri dari 20 kasus perkosaan, 18 kasus pencabulan, 10 kasus penganiayaan, 7 kasus KDRT, 4 kasus pelecehan seksual dan 2 kasus inkar janji. Maret 2004 dalam lingkup Database Kekerasan Terhadap Perempuan yang dilakukan bersama Mitra Perempuan, SPEK HAM mencatat pengaduan dan bantuan kasus baru sebanyak 25 perempuan dan anak-anak  yang mengalami kasus kekerasan terhadap perempuan di wilayah Eks-Karesidenan  Surakarta (Solo, Boyolali, Klaten, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri). Dari data-data diatas, paling tidak dapat membuktikan bahwa tidak selama suatu budaya itu selalu benar dan patut untuk dilestarikan. Bagi saya, akan lebih baik bila mulai saat ini, anak-anak yang lahir dengan identitas orang jawa, untuk tahu bahwa orang tua mereka adalah orang tua yang patut untuk dihormati, tanpa membeda-bedakan siapa yang harus dijunjung lebih tinggi. 1

      Bukan hanya itu saja, dalam tatanan social masyarakat jawa juga dikenal dengan strata social yang membedakan  kedudukan kaum priyayi dengan kaum wong cilik. Jadi tidak hanya di budaya orang bali saja yang mengenal kasta social, di budaya saya pun terdapat hal yang serupa. Dalam penggunaan bahasa jawa, yang memiliki 3 tingkatan (Kromo inggil, kromo madya, ngoko), makin mempertajam perbedaan status social ini. Dimana bahasa kromo inggil dipake oleh golongan priyayi sedangkan ngoko dipake oleh masyarakat biasa (wong cilik). Pembedaan ini semakin ketara ketika sudah mulai merabah urusan kepemilikan dan perlakukan terhadap pembantu rumah tangga. Dalam budaya Jawa dikenal istilah Magersari dan Ngenger. Magersari adalah sekelompok masyarakat yang tinggal di lahan milik priyayi kemudian juga bekerja pada Priyayi itu, sementara Ngenger adalah bekerja secara ikhlas dan tidak bayar kepada suatu rumah tangga orang yang kedudukannya jauh lebih tinggi secara martabat, derajat dan pangkat dibanding dirinya. Dengan pembedaan kelas social ini, maka tak jarang para majikan menganggap dirinya golongan priyayi yang berhak atas apapun terhadap pembantunya (golongan priyayi) yang kemudian berkembang menjadi tindakan kekerasaan pada pembantunya. Profesi pembantu sendiri tidak pernah mendapat perhatian khusus, layaknya buruh yang memiliki asosiasi buruh yang mampu mengakomondasi kepentingan mereka. Oleh sebab itulah, tak ayal kekerasan pada pembantu pun tidak begitu mendapat perhatian yang serius.

      Oleh sebab itulah, tidak benar 100% orang-orang mengatakan bahwa budaya jawa itu penuh dengan kelemahlembutan dan halus. Karena didalamnya ternyata juga memiliki suatu budaya kekerasaan yang tidak ketara bahkan tidak disadari langsung oleh orang jawa sendiri.  Oleh sebab itu, dari semua contoh ritual diatas, saya ingin menekankan pada hidup berdampingan dengan rukun (peaceful coexsistency) satu sama lain. Semua yang diciptakan Tuhan itu memiliki derajat yang sama di mataNya, jadi bukanlah hak kita untuk saling membedakan satu sama lain, seperti yang dikatakan oleh Syekh Siti jenar.

Peace Ideas of Thomas Aquinas


Peace Ideas of Thomas Aquinas



·         Thomas Aquinas (terkadang juga disebut Thomas Aquino) adalah seorang teolog ternama. Beliau lahir di Roccasecca, Italia, sekitar tahun 1225. Ayahnya adalah Pangeran Landulf dari Aquino.
·         Thomas Aquinas berasal dari keluarga penganut Katolik yang sangat taat. Oleh karena itu, pada umur 5 tahun ia sudah diserahkan ke Biara Benedictus di Monte Cassino untuk dididik menjadi biarawan kelak.
·         Ajaran dan pandangan Thomas Aquinas banyak dipengaruhi oleh Aristoteles, yang kemudian ia selaraskan dengan pandangan Alkitab.
·         Dalam pandangan Aquinas, untuk menjustifikasi sebuah perang, dibutuhkan tiga hal. Pertama, adanya otoritas dari raja / penguasa. Kedua, adanya penyebab yang benar-benar jelas. Ketiga, memiliki maksud / tujuan yang benar.
·         Dalam ajaran Aquinas, tujuan dari hidup manusia (keberadaan manusia di bumi) adalah untuk bersatu dan “bersahabat” dengan Tuhan. Tujuan besar ini membawa implikasi bagi hidup manusia. Aquinas menyatakan bahwa “kemauan” atau “niat” seseorang harus ditujukan untuk hal-hal yang baik, seperti beramal, perdamaian, maupun kesucian. Inilah cara untuk mencapai kebahagiaan.
·         Thomas Aquinas' Quotes:
·         “Three things are necessary for the salvation of man : to know what he ought to believe, to know what he ougth to desire, to know what he ought to do.”
·         “There is nothing in this earth more to be prized than true friendship.”
·         “Friendship is the source of the greatest pleasures, and without friends even the most agreeable pursuits become tedious.”
·         “Because of the diverse conditions of humans, it happens that some acts are virtuous to some people, as appropriate and suitable for them, while the same acts are immoral for others, as inappropriate to them.”
·         “Good can exist without evil, whereas evil cannot exist without good...”