SUMBER DAYA

PENDAHULUAN

Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu negara didunia yang dapat dikatakan hampir sempurna secara geografis, betapa tidak dimana salah satu daerah Indonesia dilewati oleh garis khatulistiwa. Dan juga letak geografis dan kondisi iklim tropis indonesia menjadikan negara ini gempah ruah loh jinawi karena mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Didukung dengan padatnya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 245 juta jiwa seharusnya menjadikan Indonesia sebagai Negara yang Maju yang dapat mencukupi kebutuhan masyarakatnya sendiri. Namun saat ini kondisi di Indonesia sungguh memprihatinkan. Banyak sumber daya alam di Indonesia yang di eksploitasi oleh Negara asing dikarenakan penduduk Indonesia tidak mampu mengolah kekayaan tersebut, yang ada justru kerusakan lingkungan akibat system pengolahan yang digunakan tidak ramah lingkungan. Begitu juga dengan sumber daya buatannya yang mengalami kerusakan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Salah satu masalah krusial di Indonesia adalah “Sumber daya alam (SDA) melimpah, namun sumber daya manusia (SDM) kurang”. Hal ini merupakan akar dari semua masalah yang melanda Indonesia. Mengapa demikian?
Ini berdasarkan pada kenyataan yang terjadi. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun sayangnya sumber daya manusianya tidak memadai (dalam konteks kualitas yang rendah). Jika kualitas SDM Indonesia rendah, maka jangan salahkan jika kualitas SDA pun menjadi rendah. Seandainya kualitas SDM tinggi, tentu mutu dan pengelolaan hasil SDA pun tinggi. SDA Indonesia yang melimpah belum terkelola secara baik karena SDM yang diharapkan semestinya mampu mengelolanya justru memiliki kualitas yang rendah. Jangankan mengelola lingkungann, dengan kualitas SDM yang rendah justru akan membawa kerusakan pada lingkungan. Buktinya, masyarakat Indonesia justru gencar melakukan penebangan liar, penggundulan hutan, pembukaan lahan tanpa tebang pilih, dan lain sebagainya. Tidak heran ‘zamrud katulistiwa’ Indosesia justru hanya semboyan lama yang kini hampir tidak terdengar lagi. Indonesia sebagai Negara berpenduduk terbesar ke-lima sesudah RRC, India, USSR dan USA, sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat adanya masalah kependudukan yang sangat dirasakan adalah pertumbuhannya yang pesat dan penyebarannya ke seluruh wilayah yang tidak seimbang.
Di samping itu, Indonesia sebagai Negara yang berkembang juga menghadapi masalah urbanisasi penduduk ke kota-kota yang umumnya tidak memiliki lapangan pekerjaan, sehingga pemanfaatan SDA semakin diperluas yang akhirnya menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup. Masalah lingkungan hidup (environmental problems) akhir-akhir ini telah dijadikan isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik pemerintah maupun masyarakat di Negara-negara maju yang sedang berkembang telah memberikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. Dunia semakin menyadari bahwa eksploitasi SDA (natural resources) yang hanya berorientasi ekonomi tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negatif.




















PERMASALAHAN
1.      Bagaimana kondisi sumber daya alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia di Indonesia?
2.      Bagaimana mengelola sumber daya alam yang efektif dan efisien agar tidak terjadi kelangkaan?
3.      Bagaimana mengelola sumber daya buatan agar sesuai dengan daya dukung lingkungan?
4.      Bagaimana hubungan antara sumber daya alam, buatan dan manusia?























TINJAUAN PUSTAKA

1.      SUMBER DAYA ALAM

Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang terdapat di alam yang berguna bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengertian Dasar SDA
Sumberdaya alam (SDA) berarti sesuatu yang ada di alam yang berguna dan mempunyai nilai dalam kondisi dimana kita menemukannya. Tidak dapat dikatakan SDA apabila sesuatu yang ditemukan tidak diketahui kegunaannya sehingga tidak mempunyai nilai, atau sesuatu yang berguna tetapi tidak tersedia dalam jumlah besar dibanding permintaannya sehingga ia dianggap tidak bernilai. Secara ringkasnya, sesuatu dikatakan SDA apabila memenuhi 3 syarat yaitu :
1) sesuatu itu ada,
2) dapat diambil,
3) bermanfaat.
Dengan demikian, pengertian SDA mempunyai sifat dinamis,dalam arti peluang sesuatu benda menjadi sumberdaya selalu terbuka. Pemahaman mengenai SDA akan semakin jelas jika dilihat menurut jenisnya. Berdasarkan wujud fisiknya, SDA dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :
         Sumberdaya Lahan
         Sumberdaya Hutan
         Sumberdaya Air
         Sumberdaya Mineral
Sedangkan berdasarkan proses pemulihannya, SDA dibedakan menjadi 4 klasifikasi (Alen, 1959), yaitu :
1.      Sumberdaya alam yang tidak dapat habis (inexhaustible natural resources),
Atau dapat juga disebut dengan Perpetual dimana meskipun manusia melakukan eksploitasi secara besar- besaran sumber daya alam ini tidak akan pernah habis. seperti : udara, energi matahari, dan air hujan.
2.      Sumberdaya alam yang dapat diganti atau diperbaharui (renewable resources )
Adalah sumber daya alam yang dalam waktu pendek dapat berkurang jika dimanfaatkan tetapi dalam jangka panjang dapat diperbaharui kembali. Persyaratan untuk dapat mencapai (renewable resources ) antara lain:
a.       Harus ada kondisi dimana lingkungan yang harus terjaga yang dapat memungkinkan pulihkan sumber daya.
b.      Pemanfaatan sumber daya yang terbatui dalam jangka waktu tertentu harus ada pada kondisi untuk pulih kembali.
Contoh dari sumberdaya alam yang dapat diperbarui adalah :
1.      Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasa- kawasan semacam ini terdapat di wilayah- wilayah yang luas di dunia. Hutan sendiri memiliki fungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), sebagai habitat hewan. Modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah. Selain itu sebagai biosfer Bumi yang palling penting.
2.      Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang terorganisir dimana berhubungan dengan pengelolaan da pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungan. Perikanan memiliki fungsi utama sebagai penyadia makanan bagi manusia, selain itu juga dapat digunakan sebagai arena olahraga, pemancingan. Di Indonesia sendiri prodksi perikanan budidaya digolongkan atas jenis budidaya antara lain: Budidaya Laut, Budidaya Tambak, Budidaya Kolam, Budidaya Karamba, Budidaya Jaring Apung, dan Budidaya Sawah (DKP 2007). Untuk perikanan tangkap Indonesia digolongkan atas jenis Perairan Laut dan Perairan Umum (DKP 2006). Pemanfaatan penangkapan sudah mencapai 65% sedang untuk sektor budidaya baru sekitar 5%.


3.      Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable resources),
Adalah sumber daya alam yang dapat habis jika di manfaatkan berulang-ulang. Bahan bakar fosil salah satu sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini perlu diperhatikan pemanfaatan dengan sebijaksana mungkin tanpa menimbulkan pencemaran lingkungan. Bahan bakar yang banyak dipergunakan adalah minyak dan gas bumi serta batu bara.
4.      Potensial Resources
Sumber daya ini adalah sumber daya hasil dari pengetahuan manusia dimana untuk waktu sekarang ini belum dapat dimanfaatkan. Namun suatu saat akan menjadi sumber daya karena kemampuan manusia untuk memanfaatkannya.
           
Beberapa ulah manusia baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan Sumber Daya Alam di Indonesia yaitu antara lain :
1. Penebangan hutan secara liar
, yang mana tanpa diimbangi dengan adanya tebang ganti.
2. Perburuan liar
dimana dapat mengurangi fauna- fauna langka yang ada di hutan.
3. Merusak hutan bakau
sebagaimana digunakan sebagai tameng air laut masuk ke darat.
4. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
5. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
6. Pembangunan liar di daerah aliran sungai.
7. Pemanfaatan SDA secara berlebihan di luar batas.


2.      SUMBER DAYA BUATAN

            Sumber daya buatan adalah hasil pengembangan buatan dari sumber daya alam hayati atau non hayati yang ditunjuk untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan atau kemampuan daya dukungnya. Pengertian tersebut diatas menggambarkan bahwa sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang karena intervensi manusia telah berubah menjadi sumber daya buatan. Bentuk sumber daya buatan ini dapat dilihat pada kawasan budidaya, kawasan pedesaan, kawasan perkotaan, maupun kawasan cagar alam. Fungsi kawasan tersebut dapat sebagai pelindung kelestarian lingkungan hidup, dibididayakan, pemukiman, pelayanan jasa pemerintah, pelayanan social, dan kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan manusia dan pembangunan yang berkelanjutan. Sumber daya buatan antara lain:
1.      Sawah
Sawah merupakan lahan pertanian basah untuk menanam padi. Karena sawah butuh adanya pengairan baik dari air hujan, sungai, dan danau, sawah dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu:
a.       Irigasi : dipengaruhi oleh adanya kebutuhan bahan pangan semakin tinggi. Untuk sawah irigasi kebutuhan air harus selalu tercukupi.
b.      Pola tanam : usaha pergantian tanaman/polikultur untuk efisiensi pemenfaantan sawah.
Dalam peningkatan produktifitas hasil pertanian dapat dengan menggunakan pupuk dan pestisida sesuai kebutuhan, tetapi lebih baik jika menggunakan pupuk organik. Selain itu sawah dapat dibero, sehingga dapat mengembalikan hara sawah secara alami.
2.      Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan utnuk berbegai kebutuhan. Waduk dibangun dengan membangun bendunga yang dialiri air hingga penuh. Tujuannya sendiri utuk kegiatan irigasi, rekreasi, pengendalian banjir dan perikanan.
3.      Perkebunan
Perkebunan di Indonesia terdiri dari komoditas perdagangan antara lain: kelapa sawit, teh, kopi, karet, dsb. Perkebunan sendiri dapat dikelola oleh pemerintah maupu swasta. Permasalahan perkebunan yang berkaitan dengan lingkungan antara lain:
a.       Perkebunan monokultur yang pada umumnya tidak dapat mengkonservasi lingkunga secara manksimal, sehingga terjadi perubahan lingkungan contoh adanya tanaman kelapa sawit menyebabkan jalur gajah terputus dan populasi yang semakin menipis.
b.      Perkebunan yang memanfaatkan fungisida dan pestisida denga kadar tinggi (teh, kopi, cengkeh), dapat menyebabkan : pencemaran lingkungan, lingkungan sulit untuk pulih secara alami.
4.      Tegalan
Tegalan yang kurang sempurna dapat menyebabkan:
a.       Erosi dan sedimentasi tinggi( daerah lereng perbukitan ditanami sayur mayur)
b.      Mengejar target ekonomis (tembakau)


3.      SUMBER DAYA MANUSIA

            Sumber daya manusia adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk social yang adaptif dan transformative yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
Masalah terkait dengan sumber daya manusia adalah masalah tentang demografi.
Penduduk Indonesia yang berjumlah besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki kualitas yang memadai. Hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan.
Akhir-akhir ini pembicaraan tentang sumber daya manusia semakin terdengar. Hal ini tidak lepas dari kesadaran bersama bahwa manusia tidak hanya sebagai penikmat pembangunan. Disamping itu muncul juga kesadaran bahwa pembangunan tidak hanya bisa tergantung pada sumber daya alam.
Teknologi sebagai sumber daya pembangunan yang lain memang menjadi penting pula belakangan ini. Namun perkembangan dan pemanfaatan teknologi itu sendiri sangat tergantung pada manusia. Pengalaman-pengalaman negara maju seperti Jerman, Inggris, Perancis, Amerika Serikat, serta negara-negara industry baru . seperti Korea Selatan dan Taiwan . menunjukkan bahwa pertumbuhan mereka sebagian mereka besar didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.
Beberapa ahli sepakat bahwa pembangunan di Indonesia juga sudah semestinya mengandalkan sumber daya manusia. Dengan tersedianya sumber daya yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa mendatang akan bisa diatasi dengan baik. Para ahli juga sepakat bahwa kualitas sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih perlu ditingkatkan, agar tantangan tersebut bisa teratasi dengan baik.
Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Dimensi sumber daya manusia meliputi jumlah, komposisi, karakteristik (kualitas), dan persebaran penduduk (Effendi, 1991). Dimensi tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selain keterkaitan antara kuantitas dan kualitas yang telah disinggung sebelumnya, komposisi dan persebaran juga sangat penting. Bila rasio ketergantungan tinggi, artinya banyak penduduk usia tidak produktif, pengembangan sumber daya manusia juga akan mengalami banyak kesulitan. Demikian pula bila sumber daya manusia yang berkualitas terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Ada beberapa pendekatan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Satu diantaranya adalah pendekatan mutu modal manusia (human capital). Dalam pendekatan human capital, manusia menempati peranan yang amat penting selain modal (uang), sumber alam, dan teknologi dalam proses produksi.
Untuk mengembangkan sumber daya manusia, perlu juga diingat bahwa ada beberapa hambatan yang tentu akan dihadapi. Secara garis besar hambatan itu ada dua, hambatan dari dalam dan hambatan dari luar. Akan tetapi menurut perhitungan World Bank, untuk negara berkembang seperti Indonesia, hambatan dari dalam lebih besar pengaruhnya. Karena alasan ini pula, maka dalam pembicaraan selanjutnya juga akan banyak dibicarakan tentang .kondisi kita sendiri.
Dari segi kependudukan, Indonesia masih menghadapi beberapa masalah besar antara lain :
1.      Penyebaran penduduk tidak merata, sangat padat di Jawa dan sangat jarang di Kalimantan dan Irian.
2.      Piramida penduduk masih sangat melebar, kelompok balita dan remaja masih sangat besar.
3.      Angkatan kerja masih sangat besar, perkembangan lapangan kerja yang tidak tersedia tidak sebanding dengan jumlah penambahan angkatan kerja setiap tahun.
4.      Distribusi kegiatan ekonomi masih belum merata, masih terkonsentrasi di Jakarta dan kota-kota besar di pulau jawa.
5.      Pembangunan infrastruktur masih tertinggal, belum mendapat perhatian serius.
6.      Indeks Kesehatan masih rendah, angka kematian bayi masih tinggi.



4.      HUBUNGAN SUMBER DAYA ALAM, BUATAN DAN MANUSIA
Ketiga sumber daya, dari SDA, SDB, dan SDm memiliki hubungan positif. Manusia membutuhkan sumber daya alam untuk diolah dan dimanfaatkan dalam mempertahankan kehidupannya, namun terkadang kita berlebihan dalam mengeksploitasi sumber daya alam sehingga keseimbangan lingkungan mengalami gangguan. Pada dasarnya sumber daya alam terbagi dua yaitu sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui meliputi air, tanah, flora dan fauna. Sumber daya jenis ini apabila mengalami kelangkaan akibat eksploitasi berlebihan maka keseimbangan ekosistem akan terganggu. Sedangkan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui itu contohnya barang tambang yang ada di dalam perut bumi seperti minyak bumi, batu bara, timah dan nikel. Kita harus menggunakan SDA ini seefisien mungkin. Hal ini disebabkan sumber daya ini baru akan terbentuk kembali setelah jutaan tahun kemudian. Selain itu manusia juga memanfaatkan sumber daya buatan untuk memenuhi kebutuhannya. Menusia cenderung bertani, berkebun atau dapat membudidayakan ikan di danau. Begitulah siklus dimana manusia sebagai pemanfaat dan wajib melestarikan alam dan sekitarnya.
Selain itu manusia sebagai pengggerak alam dan sekitarnya, terkadang dapat menghancurkan alam karena kebutuhan hidup yang semakin sulit. Dengan jumlah penduduk yang semakin tinggi, dapat mengurangi jumlah alam yang ada. Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak ekosistem yang ada. Menurut Poo Tjian Sie, coordinator Komunitas Tionghoa Peduli Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ekosistem atau system kehidupan yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, (tatanan alam),dan makhluk hidup, termasuk manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Dampak lonjakan penduduk di Indonesia terhadap lingkungan hayati, sudah dapat kita lihat sejak tahun 2001, laporan Bank Dunia menyebutkan, bahwa luas hutan mangrove di Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan, dari 4,25 juta hektar pada tahun 1982, menjadi 3,24 juta hektar pada tahun 1987 dan menjadi hanya 2,06 juta hektar pada tahun 1995. Di sektor kehutanan telah terjadi deforestasi yang meningkat dalam decade ini. Bank Dunia (2003) dan Departemen Kehutanan melaporkan tingkat deforestasi di Indonesia telah mencapai lebih dari dua juta hektar per tahun. Apabila tingkat kehilangan hutan ini tetap 2 juta hektar per tahun, maka 48 tahun ke depan, seluruh wilayah Indonesia akan menjadi gurun pasir yang gundul dan panas. Lautan di Indonesia juga mengalami kerusakan terumbu karang. Data dari Bank Dunia bahwa saat ini sekitar 41% terumbu karang dalam keadaan rusak parah, 29% rusak, 25% lumayan baik, dan hanya 5% yang masih dalamkeadaan alami. Sekitar 50% hutan bakau di Sulawesi telah hilang (sebagian besar menjadi tambak udang). Beberapa kawasan juga mengalami pencemaran. Ini terjadi di kawasan-kawasan yang sibuk dengan kegiatan pelayaran, atau perairan yang bersinggungan dengan kota-kota besar, seperti perairan teluk Jakarta dan Surabaya.











TEMUAN DI LAPANGAN

Contoh kerusakan sumber daya alam
Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Kerusakan atau degradasi hutan saat ini merupakan satu masalah lingkungan yang paling serius yang dihadapi Jawa Barat. Bukan hanya karena dampaknya terhadap persediaan kayu ataupun sumberdaya non-kayunya, tetapi juga dampaknya terhadap konservasi keanekaan hayati dan fungsi ekologisnya hutan bagi kepentingan hidup manusia.
Besarnya degradasi hutan terjadi mengingat tegakan hutan di Jawa Barat sekarang hanya tinggal 9%, dibandingkan  fakta bahwa 23% luas wilayah Provinsi diklasifikasikan sebagai kawasan hutan negara. Antara tahun 1994 hingga 2001 luas tutupan/tegakan hutan lindung berkurang sekitar 24%, sementara di hutan produksi terjadi penurunan luas sekitar 31%. Diperkirakan jika tidak ada upaya-upaya pengendalian konversi fungsi hutan dan pengendalian penggunaan lebih (over utilization), hutan primer di Jawa Barat akan hilang.
Sementara kerusakan hutan semakin serius akibat dari tindakan perambahan oleh beberapa keluarga petani miskin, perambahan hutan juga dilakukan secara tidak langsung oleh pengusaha komersial karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum oleh instansi yang bertanggung jawab.  Statistik menunjukkan bahwa industri-industri perkayuan di Jawa Barat memerlukan sekitar 2,5 juta m3 per tahun kayu  untuk bahan bakunya. Akan tetapi, produksi kayu legal dari Perum Perhutani hanya antara 300.000 – 500.000 m3 per tahun. Ketidak-seimbangan antara permintaan dan pemenuhan kayu membuat penebangan-penebangan liar menjadi lebih marak.

      Contoh kerusakan sumber daya buatan
Embung yang berada di kawasan Fakultas Bahasa da Seni ini merupakan salah satu sumber daya buatan yang dibuat oleh pihak Universitas Negeri Semarang selain dalam rangka untuk menuju kampus konservasi. Embung menjadi salah satu pilihan tempat wisata mahasiswa dan warga di kawasan Universita Negeri Semarang. Jika dilihat dari kejauhan embung di UNNES sangatlah terlihat bagus dengan sebuah gazebo di tengahnya. Namun jika dilihat lebih dekat embung tersebut tidak mendapatkan perawatan yang intensif oleh pihak UNNES. Keadaan itu juga didukung oleh kegiatan dari kalangan civitas akademika yang sering memanfaatkan embung dengan tidak bertanggung jawab. Hal ini juga diperparah denga adanya warga di sekitar Unnes yang sering memanfaatkan embung untuk wisata pagi ataupun sore. Hal ini menimbulkan sampah sembarang di embung. Selain itu saat ini embung sudah alih fungsi sebagai tempat pemancingan ikan dan tempat ningkrong mahasiwa. sehingga embung mengalami kerusakan. Airnya menjadi kotor berwarna hijau akibat sampah yang menggenang serta menimbulkan bau yang tidak sedap jikalau mahasisswa melewati embung tersebut.

      Contoh kasus Sumber daya manusia
      Fenomena pekerja anak dan anak jalanan di Indonesia pada dasarnya merupakan dampak negatif yang ditimbulkan dari pembangunan yang tidak merata. Pembangunan hanya dapat dinikmati oleh segelintir orang saja, sehingga terjadi jurang pemisah sosial dan kemiskinan. Anak-anak jalanan dan pekerja anak merupakan kelompok sosial yang tersisihkan dari mainstream sosial atau dengan kata lain telah mengalami eksklusi sosial. Posisi mereka menjadi termarjinalkan karena tidak mempunyai posisi sosial (budaya, politik, ekonomi) yang jelas di tengah-tengah masyarakat. Mereka mengalami stigmatisasi yang terus-menerus dalam masyarakat karena memiliki ciri-ciri mobilitas geografis dan mobilitas pekerjaan yang tinggi, pendatang musiman, pekerja tak tetap, orang yang tak mempunyai tempat tinggal tetap, dan tingkat pendapatan sangat rendah atau subsisten. Anak-anak dari golongan kelas sosial bawah tersebut harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga agar tetap survive.
      Kondisi pekerja anak di Indonesia sangat memprihatinkan. Mereka sering bekerja tanpa dibayar (unpaid workers) karena bekerja untuk membantu orang tua dalam sektor informal atau bekerja dengan waktu yang sangat panjang di sebuah perusahaan namun tidak mendapatkan upah yang sesuai. Dengan kata lain, mereka telah mengalami eksploitasi baik oleh keluarga sendiri maupun oleh sistem ekonomi pasar kerja yang kompetitif, dimana menekankan pada sistem pengupahan yang fleksibel untuk tujuan efisiensi yang sebesar-besarnya. Hal ini tidak menguntungkan bagi mereka karena menimbulkan dampak negatif secara fisik maupun psikologis.
      Dampak dari adanya fenomena anak jalanan dan pekerja anak dalam jangka panjang akan mengakibatkan keterpurukan ekonomi dan sosial di Indonesia. Hal tersebut dapat diprediksikan dari rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia disebabkan karena anak-anak dari keluarga kelas bawah, yang merupakan modal pembangunan nasional, tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pedidikan yang berkualitas.
      Mengingat kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh pekerja anak, perlu ada kebijakan khusus bagi anak-anak yang bekerja. Melarang anak-anak untuk tidak bekerja sama sekali bukan merupakan kebijakan yang tepat, walaupun ILO memiliki program penghapusan pekerja anak (Iinternational Program on The Elimination of Child Labor – IPEC). Bagi penduduk miskin, pendapatan anak-anak sangat membantu menopang kelangsungan hidup keluarga. Beberapa alternatif kebijakan yang mungkin dapat diambil adalah dengan cara melakukan intervensi baik bagi pekerja anak maupun bagi orangtua. Misalnya dengan memberikan bantuan berupa beasiswa bagi anak-anak untuk bersekolah dan penciptaan lapangan kerja bagi orang tua melalui program padat karya. Mengingat sumber daya pemerintah yang terbatas, maka program penanggulangan masalah pekerja anak dapat diprioritaskan bagi anak-anak yang mempunyai kepala rumah tangga berpendidikan rendah. Keluarga yang demikian diduga merupakan keluarga miskin, sehingga anak-anak yang berasal dari keluarga ini akan rentan terhadap eksploitasi, dan berpeluang untuk terjerat dalam lingkaran kemiskinan. Selain dengan tegas menolak eksploitasi anak, dan memberlakukan hukum dengan konsekuen, perhatian pemerintah harus difokuskan mencegah pekerja anak putus sekolah atau tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Disamping itu mutu pendidikan harus pula terus-menerus diperbaiki agar rasa skeptis masyarakat terhadap sistem pendidikan nasional hilang, dan berupaya keras untuk mengirimkan anak-anaknya ke sekolah.




SOLUSI MENURUT KELOMPOK
·         Cara mengatasi kerusakan hutan
1.      Melakukan upaya penanaman kembali atau reboisasi.
2.      Pemerintah membuat kebijakan tentang illegal logging, yaitu akan menindak tegas pelaku illegal logging.
3.      Menyelenggarakan gerakan hijaukan bumi dengan seluruh elemen masyarakat.
·         Cara mengatasi kerusakan di embung
1.      Menyediakan tempat sampah di dekat embung, sehingga para mahasiswa yang berkunjung dapat membuang sampah di tempat sampah yang telah disediakan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir sampah agar tidak dibuang di embung.
2.      Pihak UNNES mengeluarkan kebijakan dilarang memancing di embung agar ekosistem yang ada di dalamnya dapat dilestarikan.
3.      Diperlukan adanya plang ataupun sebuah tulisan guna mengingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan di kawasan embung.
·         Cara mengatasi sumber daya manusia di Indonesia
1.         Dalam mengatasi ketertinggalan perkembangan sumber daya manusia diperlukan pelatihan- pelatihan mendasar terutama dalam  penguasaan informasi dan teknologi.
2.         Perlunya rumah- rumah singgah untuk anak jalanan guna menjadi tempat belajar dan mengenyam pelatihan- pelatihan.
3.         Pemerintah harus lebih memperhatikan anak- anak jalanan dengan mencanangkan kegiatan yang rill.






DAFTAR PUSTAKA


Comments

Popular posts from this blog

TUGAS DAN WEWENANG ORGANISASI SPBU

DAFTAR SMP SE KABUPATEN KUDUS

CONTOH PENERAPAN METODOLOGI EKONOMETRIKA