Sunday, 25 January 2015

WADUK GEMBONG PATI HINGGA PANTAI BANDENGAN JEPARA

WADUK GEMBONG PATI HINGGA PANTAI BANDENGAN JEPARA

Salam mbolang, salam gopro, salam tripper,,,,,

Awalnya hari itu gue bingung mau kemana, destinasi awal adalah daerah Purwodadi Grobogan. Tapi karena babe merekomendasikan nih waduk, kita berangkat saja. Gue berangkat ke destinasi cuma berdua (kebiasaan nggak mau ngetrip dengan banyak orang,, rempong) bareng bli Sigid. Akhirnya kita berangkat pagi, niatnya biar bisa muterin Kabupaten Pati lebih dalam lagi.

Awalnya gue sendiri nggak tahu letak waduk ini, gue hanya jalan keluar menuju ke pusat kota Pati hingga memasuki area traffic line dengan papan penunjuk jalan Tlogowungu, Gembong dkk. Kita belok saja ke panah penunjuk Gembong, awalnya jalan sangat mulus lurus saja. Sampai pada plang sangat kecil menunjukkan arah Waduk Gembong, kita belok aja tuh. Hampir sekitar 10 menit, kita mulai memasuki daerah perkampungan dan sialnya jalan baru diperbaiki dan beceknya minta ampun. Hingga samar-samar gue ngeliat air,,,, kagetnya minta ampun, tempatnya sepi kayak kuburan penuh air. Udah jauh-jauh ke sini nanggung kalau nggak turun, kita turun dan liat-liat bentar.

Ini adalah penampakan dari waduknya. sampai disana gue masih bingung secara di daerah Gembong Pati terdapat dua Waduk, yaitu Waduk Seloromo dan Waduk Gunung Rowo. Sebenarnya waduk apa yang sekarang ini lagi gue liat, mungkin Waduk Gunung Rowo kali ya...

Bli Sigid, pemandangan dari waduk ini cukup indah. Di sebelah utara terlihat sangat jelas pegunungan Muria yang menawan dengan ketiga puncaknya. Karena gue lihat jam masih menunjukkan pukul 10 pagi, dan kita cuma liat ni waduk mulai muncul ide gila. Secara Kabupaten Pati nggak punya destinasi wisata yang cukup keren kita memutuskan pergi ke Kabupaten Jepara.

Kita akhirnya membelah Kabupaten Kudus lewat jalur tengah, dari Gembong kita ke Barat hingga sampai di Kecamatan Dawe, Kudus. Dilanjutkan menembus daerah perkotaan Kudus, dari Simpang Tujuh kita terus ke Barat menuju Kabupaten Jepara. Seperti biasa kita gopro tanpa tahu dimana letak sebenarnya dari Pantai Bandengan, kita pakai feelling doang dengan bantuan plang penunjuk arah. Hingga kita sampai pada gapura selamat datang di Kabupaten Jepara, sudah hampir 5 gapura dengan kata-kata seperti itu dan kita nggak nyampe-nyampe juga di Pantai Bandengan, kita mampir dulu tuh ke SPBU ngisi motor.

Akhirnya kita cukup beruntung bertemu dengan rombongan mobil bak terbuka (feelling kayaknya mau ke Pantai Bandengan). Maklum hari itu adalah hari libur nasional, jadi kalau ada mobil bak terbuka dipenuhi ibuk2 artinya mau liburan gitu aja. Dan benar juga kite sampai pada destinasi... Welcome to Bandengan Beach Jepara.

Sebenarnya Pantai Bandengan nama aslinya adalah Pantai Tirto Samodra, tapi lebih familiar disebut Pantai Bandengan sama orang Jawa Tengah. Pantainya berpasir putih, namun sayang sekali sewaktu gue ke sana pantainya penuh lautan manusia (maklum hari libur). Gue nyesel karena nggak bisa menikmati Pantai semau gue, jadi gue putusin nggak ke pantainya tapi jalan di sebelah Timur yang banyak karangnya. Tuh kayak poto di atas, gue nggak motret pantainya, nggak indah banget lah pokoknya banyak orang lagi berenang, anak-anak, gue jadi males.

Sorry yang punya Blog numpang nampang sama Bli Sigid (hehehe)

Salam mbolang, salam gopro, salam tripper,,,,,

WELCOME CARUBAN BEACH REMBANG

PANTAI CARUBAN REMBANG

Salah satu tempat favorit gue saat pergi ngetrip adalah tempat ini yaitu Pantai Caruban di Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Pantai Caruban terletak di Kecamatan Lasem, jika ingin menuju ke sana mudah saja. Kita hanya perlu melewati jalur pantura Rembang, tinggal lihat di kiri jalan ada papan penunjuk arah ke Pantai Caruban.
Seperti biasa, awalnya gue sama temen gue niat mau ke pantai, sekalipun nggak tahu pantai apa yang penting pantai aja namanya. Beruntung disepanjang perjalanan, sudah terlihat daerah pantai, maklum Kabupaten Rembang terkenal dengan Pantai Kartini, tapi kita nggak mau ke tempat ramai. Akhirnya kita mutusin buat belok ke arah pantai apa saja yang penting terlihat sepi, hingga sampailah kita melihat papan penunjuk Pantai Caruban.
Jika diperhatikan dengan seksama, Pantai Caruban adalah salah satu pantai terindah di Pantura Jawa. Gimana enggak, tempatnya sepi banget, kalau di sana lo bakal merasa nih pantai kayak punya kita sendiri. Langit yang biru, angin sepoi-sepoi duh it's great places. Lihat aja ni penampakan pantainya.

noh ada gue yang jalan sendirian, berasa milik sendiri nggak tuh pantai

Ketika mulai memasuki Pantai Caruban, kita cuma bayar parkir doang yaitu 2000 rupiah dan nggak ada bayar-bayar tiket masuk. Kurang apa coba, pantai sepi, keren, gratis pula masuknya. Hampir satu jam an gue nongkrong muterin tuh pantai sama temen gue. nih beberapa potonya gue share dah...

Salam Mbolang Kawan........



Saturday, 24 January 2015

AIR TERJUN TRETES PATI (HILANG)

Hilang Mencari Air Terjun Tretes Pati
Gue mau curhat alias cerita tentang kebodohan nge-trip kemarin selasa, tepatnya tanggal 20 Januari 2014. Bagaimana nggak gila, muter-muter Kabupaten Pati dari kota hingga tempat tak terjamah. Hari itu, gue rencananya sama temen gue si Atik noh mau mencari tempat refreshing yang indah. Jadi pukul 8 pagi kite meluncur dari Kota Kudus tercinta. Dengan rasa penuh tidak percaya alias mbolang hanya berbekal GPS kite ke tempat yang nggak tahu bakal ketemu atau tidak. Awalnya semua berjalan sesuai rencana. Berhubung rumah Atik di daerah Dawe, kite mutusin untuk menuju Pati lewat jalur tengah, sampai kite berhenti di daerah Gembong. Awalnya kita udah nyasar sewaktu salah jalan, yang harusnya lurus, kita malah belok lewat pasar Gembong. Nggak nanggung-nanggung kalau gue perkiraan, sekitar 2 kilometer ada kali ya kita nyasar. Waktu itu kite masih santai-santai saja sepanjang jalan.

Lalu sampailah kita di depan tempat wisata tulisannya Sendang Sani, kite sempat dua kali muter-muter di satu jalan itu. Sampai akhirnya gue sadar, bensin motor udah mentok dan nggak ada SPBU disekitar tempat itu, akhirnya gue beli eceran harganya satu liter 7500 rupiah (muke gile) padahal harga premium udah turun jadi 6600. Lalu kite nanya tuh sama ibu penjual bensin, dimana letak air terjun tretes itu. Habis dapat jawaban, kite melongo nggak karuan mau lanjut atau tidak. Gimana nggak coba, ibunya bilang air terjun tretes itu masih sangat jauh (oooooooooo), dan letaknya di dalam hutan, kalau nggak sama cowok katanya jangan coz serem. Iya memang, kalau gue nge-trip sama Atik bawaannya pengin ngebolang berdua, kite udah prend, kadang ilang berdua (pekok e). Balik... 
Karena kita tujuannya air terjun tretes, akhirnya kita tidak belok atau sekedar liat wisata sendang sani tersebut. Kita lanjut saja nyari air terjun tretes.


Berbekal GPS kita lanjut gopro, sampai kita sampai di Kecamatan Tlogowungu. Muter-muter deh tu kita udah kayak orang gila aja, Trus lewat jalur Tayu-Pati, jauh banget sampai lewat Bumi Perkemahan Regaloh lah, Hingga akhirnya kita kesasar entah dimana.... Hal yang sama sekali nggak bisa gue jelasin. Membuat kita balik ke Tlogowungu dan nanya ke orang-orang. Waktu itu gue udah putus seasa-asanya,,hehehe.. berhubung sudah hampir 3 jam kite muter-muter kagak nemu-nemu apa yang menjadi maksud hati (idih..bahasanya).

Lalu sampailah kita didesa Gunungsari, kita nanya ke mbak-mbak dijalan. Karena merasa mumet dan udah bingung nggak kepalang, gue berniat mengganti destinasi ke Air Terjun Grenjengan Sewu yang ada di Gunung Wungkal. Dan ternyata............. hooooooooooooooooooo, itu lebih jauh, kita sampai di hutan, hawanya sejuk tapi lumayan dingin. Jalannya sepi minta ampun dan jeleknya nggak ketulungan (duh,,,). Kita ketemu lagi sama mas-mas yang bawa mobil bak terbuka, kite nanya lagi deh dimana letak Gunung Wungkal. Masih kesana, masih jauh jawaban yang hampir sama. Kita hanya mikir gimana biar kita nggak pulang dengan tangan kosong tanpa selembar poto di tangan.

Awalnya dengan jalan yang jelek kita masih toleransi lanjut, makin ke atas (maksudnya jalannya nanjak dan sempit) jalan makin nggak karuan dan bikin kita panik. Hingga sampai di sebuah rumah yang buka toko (pikir gue sama atik, ada aja orang yang mau tinggal di tempat terpencil sejauh ini dari kota). Kiri kanan kulihat saja jalan makin nggak mulus (nyanyi deh), kita nanya ke bapaknya, air terjun tretes dimana? (kita udah putus asa nggak ke Grenjengan Sewu, kejauhan). "Kelewat mbak, tadi di sana" lha...... kelewat.. akhirnya kita turun lagi sama mas-mas sales yang lagi nyetor barang ke tokonya si bapak. Ditunjukkin deh tuh jalan kalau mau sampai ke air terjun tretes.

krik..krik..krik... Sepinya itu lho nggak nahan, kita berdua celingak-celinguk. Gimana nih? Gimana? berhubung sangat sepi dan kite berdua cewek dan nggak ada tempat buat nitipin motor, maka kita urungkan saja niatnya buat ke air terjun tretes. Kita cuma tahu sampai jalan setapak menuju ke sana, kecewanya nggak ketulungan rek. Nih poto jalan setapaknya, gue ambil dari web orang.


pulang deh kite ke Kudus

Wednesday, 21 January 2015

CURUG LAWE- SEMARANG yang AWESOME

CURUG LAWE- SEMARANG

Sedikit kali ini gue mau review salah satu keindahan alam kota Semarang yang tersembunyi yaitu Curug Lawe. Pertama kali gue ke Curug Lawe tanggal 22 Mei 2014, sudah cukup lama tapi baru direview... maklum orangnya sibuk... hehehe..

OK, pada hari itu gara-gara pusing mikirin skripsi yang di phpin sama bu Dosbing tercinta, gue memutuskan untuk pergi ke sana. Berbekal plang petunjuk di jalan, aku dan temanku, mb Trie berangkat dari kos2an. Waktu tempuh ke area parkir Curug Lawe tidak terlalu jauh dari kampus kami di UNNES Gunungpati Semarang. Kita hanya perlu lurus saja ke selatan melewati pom bensin, dan hingga sampai ke pertigaan Sumur Jurang. Lihat plang kalau ke kiri adalah Ungaran, kalau kanan ke Boja-Kendal. Kita ambil arah Boja alias belok ke kanan, hanya berjarak sekitar 100 meteran lah ada plang penunjuk Curug Lawe dan Curug Benowo. Ngomong-ngomong di area itu memang terdapat dua Curug yaitu Curug dibagian bawah Curug Lawe dan yang ada di bagian atas Curug Benowo. Tapi kita ke Curug Lawwe dulu aja kali ya....

Dari tempat parkir, kita cuma bayar 4 ribu per orang, cukup murah. Kemudia mulai jalan menyusuri jalan setapak,, setapak lho... cukup lama untuk menuju ke Curug Lawe, bisa aku katakan ya sekitar 1 jam lah. Diawali dengan medan yang cukup enak sepanjang aliran sungai. Ini lho


Hal yang mungkin gila ketika itu tempat parkir cuma ada satu motor, alias motor gue sendiri. Jadi bisa ditebak yang masuk hutan menuju curug Lawe suma gue dan temen gue seorang. Awalnya sempet salah jalan pas dihutan, gara-gara nggak ada papan petunjuk yang jelas. Tapi akhirnya balik lagi. Curug Lawe tergolong curug yang masih sangat alami dan sepi benget gaess mungkin karena gue ke sana pas hari-hari sibuk. Hal yang sampai sekarang gue suka yaitu liburan bukan dihari libur, wkwkwkwk.. Kembali..

Hingga kami memasuki hutan, tempatnya sunyi banget, sampai pada sebuah jembatan yang menurut gue horor... kalau lihat kebawah itu jurang gaees, jalannya mesti pelan-pelan soalnya jembatan sudah keropos, beberapa kayu sudah ada yang mulai copot. noh jembatannya, poto ini gue ambil saat gue ke curug Lawe dan Benowo untuk kedua kalinya,,, bareng dua temen gue. noh yang jalan berdua.


Kami sempat beberapa kali berhenti untuk istirahat, memasuki kawasan hutan yang lebih dalam kita disambut oleh suara hewan yang nggak jelas gue nggak tahu apa namanya. dan agak gelap dan akhirnya kita sampai juga di Curug Lawe yang awesome...


Awesome nya banget, sebagai anak rantau yang sudah hampir 4 tahun di Semarang, gue baru sadar ada tempat sekeren ini di dekat gue... hehehe... Curug Lawe sangat dingin dan rimbun, letaknya yang di tengah hutan membuat sinar matahari nggak bisa tembus ke curug... awalnya cuma kami berdua yang jalan, ternyata dihutan kita disusul sama anak-anak SMA, nggak tahu lagi bolos kali ya... hahaha... Ok sekian petualangan penulis ketika main ke Curug Lawe ini, see you again Gaeessss....


MAGDALENA "MUSTAFA LUTFI AL MANFALUTHI

MAGDALENA AS AL MAJDULIN


Jika seorang gadis mengatakan pada orang tuanya bahwa ia akan menikah atau sudah memiliki pasangan, sang orang tua biasanya akan bertanya, "Dia bekerja dimana atau pekerjaanya apa?" Atau mungkin pertanyaan lain yang masih sejenis. Bila diterjemahkan, cinta boleh-boleh saja, tapi cinta tidak cukup hanya dengan cinta, dalam cinta harus ada kejelasan mengenai nasib dan masa depan. Ada proses materialisasi cinta, dan proses kalkukasi hati. Bukan karena si orang tua hendak menarik keuntungan seperti halnya pedangan, tapi hanya semata melindungi sang anak.

Novel ini menceritakan kisah cinta dua anak manusia, yang masih terbelenggu dalam kelaziman adat. Cinta Magdalena pada Stevan harus berkahir dengan tragis, gara-gara orang tuan dan lingkungannya tidak mengijinkan ia berhubungan dengan lelaki yang menurut anggapan mereka tidak memiliki masa depan. Namun ternyata masa depan tidak selalu bisa direncanakan. Masa depan terkadang muncul secara tiba-tiba dan menuntut manusia untuk menggapai sukses.

Begitulah sedikit review dari novel Magdalena.

Novel tragedi Magdalena ini pertama kali ditulis oleh Alphonse Karr. Dan diterjemahkan oleh Mustafa Lutfi Al Manfaluthi, seorang sastrawan Mesir yang tidak bisa berbahasa Prancis ini. Novel dengan judul asli Sous les Tilleus, yang berbahasa Prancis ini disadur Mustafa Lutfi Al Manfaluthi ke dalam bahasa Arab dengan judul Al Majdulin hingga menyebar ke seluruh dunia hingga ke Indonesia dan dikenal dengan novel Magdalena.

Polemik terjadi di Indonesia ketika novel "Tenggelamnya Kapal Van De Wijck" karya Hamka, dituduh sebagai plagiat buku Al Majdulin karya Al Manfaluthi. Polemik ini sendiri bermula dari tulisan di majalah "Bintang Timoer" tahun 1962, kemudian diikuti media lain. olemik tersebut hilang setelah almarhum HB Yasin, Paus Sastra Inconesia, mengungkapkan analisa sekaligus pembelaannya.

Beberapa perkataan Stevan ketika ia dipandang sebelah mata:

"Dengan senang hati, engkau menjatuhan hukuman mati seperti menulis surat undangan ke suatu pesta perkawinan. Engkau sajikan sepotong kue yang telah ditaburi racun mematikan didalamnya. Kau angkat topimu, sebagai penghormatan pada orang yang bercucuran darah karena tertusuk pisau belatimu" 

Jika ingin lebih jelasnya, bacalah novelnya...

"Don't Copas, Copas tolong sertakan Web Penulis ini GAESSS"

Thursday, 8 January 2015

RINTISAN TAMAN MANGGROVE REMBANG

RINTISAN TAMAN MANGGROVE REMBANG
KAWASAN KONSERVASI HUTAN MANGGROVE


Bagaimana aku bisa sampai ke sini????

Beberapa waktu lalu aku sempat memposting tentang Rembang Never Dies, dan ini adalah kelanjutannya. Kalau kemaren aku memposting tentang Pantai Karangjahe, sekarang kita jalan-jalan lagi, masih di sekitar pantai. Setelah aku dan temanku kehujanan, kami memutuskan untuk berhenti sejenak sambil mencari makan, maklum lapar... Rintisan taman manggrove terletak di Desa Pasar Banggi Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang. Seperti biasa, kami hanya mengikuti apa yang ada di depan... hehehe... sembrono. Sebelum kita sampai di plang seperti foto di atas itu... itu tuh atas. Kita harus melewati hamparan sawah,,, bukan padi tapi sawah garam.. (menurutku begitu).. ni...

ini lho yang aku sebut sawah garam

panjang sekali, tapi sayang waktu ke sana tidak ada satupun yang sedang panen. Betapa panasnya jalan menuju ke tempat itu.

ini pintu gerbang yang aku maksud
penampakan

Dan, selamat datang di Rintisan Taman Manggrove Pasarbanggi. Memang benar, taman manggrove ini masih rintisan dari Pemkab Rembang namun tidak ada salahnya mengunjungi tempat ini. Sampai di dalam, kau akan menemukan hal yang sangat indah.

setelah masuk ke taman

ada sebuah tempat berteduh...

goodluck... salam mbolang!!!

SISTEM INFORMASI SDN 1 GUNUNGPATI SEMARANG



RESUME HASIL WAWANCARA DI SDN PATEMON 01 GUNUNGPATI SEMARANG

Tanya jawab

1.      Bagaimana sistem informasi di SDN Patemon 01?
Sebagian informasi SDN Patemon 1 sama seperti sekolah lainnya. Misalnya tentang informasi peraturan dana BOS kemudian RAPBN. Dimana memang untuk memasukkan data kami mengalami kesulitan, karena harus online. Selain itu juga sekolah bergantung pada sistem informasi berbasis internet yang digunakan Dinas Pendidikan Kota Semarang. Berkaitan dengan kesulitan saat login maupun dari password. Dimana setiap sekolah harus memasukkan data sekolah, data siswa dan lain-lain. Tetapi berhubung Id dan password didapat dari Dinas, sekolah kesulitan karena terkadang sistem Dinas justru memblock saat sekolah login. Hal ini terjadi karena sistem yang digunakan masih kurang memadai.

2.      Bagaimana proses penginputan data dan kendala saat penginputan data dari SDN Patemon 01 sampai ke Dinas Pendidikan Kota Semarang?
Pengolahan data dimulai dengan penginputan. Penginputan data sendiri dilakukan melalui website resmi Dinas Pendidikan. Dimana dari Dinas, sekolah diberikan Id sekolah dan Password yang biasanya berupa NPSN (Nomor Pokok Sekolah Nasional). Namun terdapat kendala saat proses tersebut. Misalnya kita sudah bisa login, tetapi muncul pemberitahuan untuk mengganti password. Dari pihak admin sekolah akan mengganti. Namun pada suatu ketika, akun tidak bisa dibuka karena passsword ternyata invalid. Sedang ketika salah memasukkan password tiga kali, akun langsung di blacklist. Dan dari pihak sekolah harus mulai dari awal lagi untuk penginputan data.
3.      Pihak yang terkait dalam penginputan data?
Dalam penginputan data pihak yang bertanggungjawab adalah Tim. Dimana Sekolah Dasar belum memiliki TU, jadi dalam proses informasi selalu dilakukan dengan Tim., Misalnya data yang diinput juga memerlukan kerjasama dari guru- guru mapel. Jadi dalam penginputan maupun proses
4.      Apakah SDN Patemon 01 memiliki website resmi?
SDN Patemon 01 belum memiliki website resmi, tetapi SDN Patemon 01 memiliki email sebagai media identitas sekolah. Hal itu dikarenakan memang belum ada SDM yang secara matang bisa menggunakan dan mengoperasikan web. Sebenarnya dari pihak Dinas pernah menawarkan untuk memberikan seminar dan pelatihan dalam mengoptimalkan internet dalam proses pendidikan di Sekolah Dasar Kota Semarang. Tetapi memang belum ada dari pihak sekolah yang berkompeten untuk menggunakan website resmi seperti sekolah lain.
5.      Apa saja kegiatan yang dilakukan melalui internet?
PPD Online
PPD online mulai dilaksanakan di SD- SD di Gunungpati, meskipun belum semuanya. Tetapi rencananya tahun depan SD- SD di Gunungpati sudah siap untuk PPD Online. SD Patemon 01 sudah melaksanakan PPD Online dua tahun ini. Dimana calon siswa maupun orang tua calon siswa yang sudah bisa mengunakan internet, dapat langsung mendaftarkan anaknya. Tetapi dalam proses itu, orang tua calon siswa harus tetap melakukan verifikasi kepada sekolah. Karena meskipun telah mendaftar online, berkas- berkas yang diperlukan harus dikumplkan lewat sekolah yang dituju. Dalam pendaftaran PPD Online, calon siswa boleh mendaftar dengan mengajukan dua pilihan sekolah. Sekolah satu sebagai pilihan pertama dan yang lainnya adalah pilihan kedua. Berkas yang diperlukan dalam pendaftaran adalah KK asli. Tetapi sistem dari pusat belum maksimal, sehingga masih ada siswa yang diterima di dua sekolah, sedangkan seharusnya siswa hanya diterima dipilihan pertama.
6.      Pertukaran informasi pihak sekolah dengan pihak luar?
1.      Hubungan dengan orang tua siswa melalui diskusi kecil saat pengambilan rapor siswa.
2.      Diadakan rapat pleno tahunan dengan pihak komite sekolah dan orang tua.
3.      Diadakan diskusi dengan orang tua mengenai program dan kegiatan untuk siswa.
4.      Adanya KKG (Kelompok Kerja Guru) sebagai ajang diskusi guru- guru mapel dalam satu wilayah. Dimana untuk Kecamatan Gunungpati, dimana UPTD dibagi beberapa Dabin, lalu dibagi menjadi beberapa Gugus yang berisi 5 SD. dimana SD 01 Patemon tergabung di gugus inti Dr. Soetomo bersama dengan SDN Ngijo 02, SDN Mangunsari 01, dan SDN Patemon 02.
7.      Untuk sekarang, program apa saja yang ada di SDN 01 Patemon?
Program untuk saat ini antara lain:
1.      Sholat berjamaah setiap ada mapel Pendidikan Agama Islam.
2.      Les tambahan bagi kelas 6 dan pemantapan siswa saat akan mengikuti lomba.
3.      Kegiatan Pramuka (wajib)
4.      Kegiatan Ekstrakulikuler
5.      Ujian Sekolah
6.      Ujian Nasional
7.      Lomba siswa berprestasi
8.      Loma mapel tingkat kecamatan Gunungpati
9.      Lomba administrasi sekolah
10.  Popda (Pekan Olahraga Daerah) 2013
8.      Prestasi SDN Patemon 01
2013
1.      Juara I Mipa Sekecamatan Gunungpati
2.      Juara II voli
3.      Juara IV voli
2012
1.      Juara III Tari Baru Islami, Harul MTS
2.      Juara II Lomba Kreasi Seni, MAS  Al Ansror
3.      Juara I puteri Cerita Rasul, MAPSI SD (Mata Pelajaran dan Seni Islami)
4.      Juara II Putera Cerita Rasul, MAPSI SD (Mata Pelajaran dan Seni Islami)
5.      Juara II Lomba mapel Khat Kaligrafi
6.      Juara II Mithobah Puteri

Artikel SURVEI PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI WARNET



Judul
“SURVEI PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI WARNET”
Penulis
Arum Novitasari1, Rossi Yunieka2, Lia Novita Sari3, Meinar Tiara4
Jurusan Pendidikan Ekonomi Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran, Gunungpati Semarang 50229 Telp +(024)8508015

Abstrak
     Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku seks bebas yang dilakukan remaja di warnet. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif persentase dengan instrumen berupa kuesioner. Jumlah  sampel yang digunakan sebanyak 398 remaja. Adapun remaja yang menjadi sampel terdiri dari 201 remaja usia 13-15 tahun dan 197 remaja 16-18 tahun dan tinggal di Kabupaten Kudus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 201 remaja usia 13-15 tahun di Kabupaten Kudus, 79 remaja (39,3%) diantaranya pernah berpegangan tangan di warnet, 57 remaja (28,4%) diantaranya pernah berpelukan di warnet, 52 remaja (25,9%) yang mengaku pernah melakukan perilaku ciuman di warnet dan 50 remaja (24,9%) yang pernah meraba bagian sensitif tubuh remaja di warnet. Sedangkan dari 197 remaja usia 16-18 tahun di Kabupaten Kudus, 102 remaja (51,8%) diantaranya pernah berpegangan tangan di warnet, 59 remaja (29,9%) diantaranya pernah berpelukan di warnet, 58 remaja (24,4%) yang mengaku pernah melakukan perilaku ciuman di warnet dan 65 remaja (33%) yang pernah meraba bagian sensitif tubuh remaja di warnet Kabupaten Kudus, sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku berpegangan merupakan perilaku yang paling banyak dilakukan oleh remaja baik usia 13- 15 tahun maupun usia 16-18 tahun. Partisipasi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk menghindari kegiatan seksual di dalam warnet.

Kata kunci: perilaku seksual; remaja; warnet

Abstract
     This study aims to describe the sex behavior by adolescents in the cybercafe. This research used descriptive method. The samples used as 398 teens. The teenager who became the sample consisted of 201 adolescents aged 13-15 years and 197 adolescents 16-18 years and living in Kudus Regency. The results showed that of 201 adolescents aged 13-15 years in Kudus Regency, 79 adolescents (39.3%) of them ever hold hands in the cybercafe, 57 adolescents (28.4%) had ever hugged in cybercafe, 52 adolescents (25, 9%) who admitted to having kissing in the cafe and 50 adolescents (24.9%) who never touched sensitive parts of the body teen in the cybercafe.  197 adolescents aged 16-18 years in Kudus Regency, 102 adolescents (51.8%) of them ever hold hands in the cybercafe, 59 adolescents (29.9%) had ever hugged in cybercafe, 58 adolescents (24.4%) who claimed to have had in the cafe and kissing behavior of 65 adolescents (33%) who never touched sensitive parts the body in the cybercafe, it can be conclude that the holding behavior is the behavior most often committed by both adolescents aged 13-15 years and 16-18 years of age. Participation of various stakeholders to avoid sex behavior in cybercafe.

Keywords: adolescent; cybercafe; sexual behavior

Pendahuluan
Sarwono (2010: 174) perilaku seksual adalah tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk- bentuk tingkah laku ini biasanya bermacam- macam, mulai dari perasaaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Sedangkan menurut penelitian BKKBN (dalam Ringasan Riset Studi Mengenai Perilaku Seksual Kawula Muda di Empat Kota Besar di Indonesia, 2005) menunjukkan bahwa perilaku seksual dengan pasangannya mulai tahap berciuman baik kening, pipi, maupun bibir. Santrock (2003:401) perilaku seksual biasanya diawali dengan saling memandang, kemudian berpelukan, diikuti ciuman di bibir (kissing). Selanjutnya meningkatan cumbuan di daerah leher dan dada (necking), meraba payudara lalu cumbuan di daerah genital/ alat kelamin (petting), hubungan menggunakan organ oral (mulut dan lidah) dengan alat kelamin pasangannya (oral sex) dan diakhiri dengan melakukan hubungan intim (sexual intercourse).
Warung Internet atau yang sering disingkat dengan warnet banyak digunakan untuk mengakses data dan informasi. Di negara-negara atau daerah-daerah maju yang akses internetnya sudah ada pada hampir setiap rumah, warnet jarang didapatkan dan mahal tarifnya. Di daerah perkotaan (urban) sebuah warnet memiliki nama-nama umum panggilan lain seperti; Net Cafe, Cyber Cafe, atau pusat permainan dalam jaringan dimana sambungan internetnya dikhususkan untuk melakukan permainan komputer dalam jaringan. Di daerah atau pinggir kota umumnya lebih dikenal sebagai telecenter. Di Indonesia sekarang pemakai layanan akses internet tidak hanya dapat dinikmati oleh kalangan atas saja, tetapi dapat dinikmati pengguna internet di semua kalangan. Warnet sekarang tidak hanya digunakan untuk mencari informasi dari penyedia layanan data, tetapi dewasa ini warnet memiliki telah menjadi candu bagi remaja. Warnet di Indonesia sendiri didesain berbentuk bilik-bilik pribadi yang tertutup. Desain warnet tersebut ternyata memberi dampak negatif. Diantaranya bagi kalangan remaja yang menggunakan fasilitas tersebut untuk mengakses hal- hal yang negatif, contohnya web- web untuk dewasa, selain itu adanya masa perkembangan dimana remaja pada fase pubertas yang ingin tahu tentang segala hal. Selanjutnya keinginan itu berorientasi untuk mencoba apa yang dilihat dari situs- situs dewasa internet sehingga cenderung lebih mudah jika remaja melakukan seks bebas di dalam warnet. Selain itu kami pernah membaca tentang penelitian yang dilakukan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) tentang seks dikalangan remaja. Hal ini mendorong kami untuk melakukan penelitian terhadap usia antara 15 tahun- 17 tahun atau usia- usia remaja anak SMP dan SMA. Oleh karena latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan judul “Survei Perilaku Seks Bebas Remaja Di Warnet”. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada apa saja perilaku seks bebas yang dilakukan remaja di warnet? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja perilaku seks bebas yang dilakukan remaja di warnet. Sehingga dapat ditemukan berbagai treatment, formula serta langkah antisipatif keluarga dan masyarakat untuk merespon perubahan yang sangat cepat ini.

Metode Penelitian
Dalam Sugiyono (2011:92) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Instrumen penelitian ini terdiri dari 14 pertanyaan pengetahuan seks dan 7 pertanyaan Eksploration, 5 pertanyaan Masturbation, 8 pertanyaan Heteroseksual, dan 6 pertanyaan Aggressive Sex. Pertanyaan tersebut disusun berdasarkan Hurlock (2004), Sarwono (2010) dan Santrock (2003).
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Guttman. Skala pengukuran dengan tipe ini akan dapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak” Sugiyono (2011:96) skala Guttman dalam penelitian ini dibuat dalam dua bentuk, yaitu pilihan ganda dan checklist.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif presentase. Jenis penelitian deskriptif dalam penelitian ini adalah penelitian survei dengan menggunakan cross sectional survey, dimana penelitian dilakukan pada satu waktu tertentu. Validitas dan reliabilitas dengan metode “split-half” (masih dengan satu tes), suatu tes dibagi menjadi dua bagian yang sama tingkat kesukarannya, sama isi dan bentuknya. Kemudian dilihat skor masing- masing bagian peruhan tes tersebut dan dicari korelasinya. Ukuran sample menggunakan rumus Slovin dan didapat sampel sebanyak 398 remaja, terdiri atas 201 (usia 13-15 th) dan 197 (usia 16-18 th) dengan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah responden diminta untuk mengisi kuesioner.




Hasil dan Pembahasan Penelitian
Dalam perkembangan remaja, seks tidak dapat dipisahkan dan akan selalu ada di dalamnya. Hal ini dikarenakan saat usia remaja merupakan salah satu masa ingin tahu yang begitu besar. Sesuai dengan masanya, remaja mulai tertarik dan memiliki hubungan heteroseksual dengan pasangannya. Faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas di kalangan remaja, diantaranya, yaitu: 1) perubahan hormon seksual pada remaja, 2)norma agama yang melarang seks sebelum menikah tapi bagi remaja yang tidak dapat menahan hawa nafsu akan cenderung melanggar norma, 3) Semakin canggihnya teknologi informasi (internet) menyebabkan penyebaran informasi secara cepat dan mudah, baik informasi yang bersifat positif dan negatif (Sarwono:2004) Banyak hal yang dapat mempengaruhi remaja untuk melakukan perilaku seksual namun sebagai manusia yang beragama dan tinggal dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu memperhatikan bagaimana tuntunan dan nilai-nilai agama serta pranata sosial yang ada di sekelilingnya. Terutama yang erat hubungannya dengan penyaluran dan pengendalian dorongan seks yang sedang melanda diri remaja. Tanpa memperhatikan hal tersebut berarti remaja tersebut telah mengabaikan tuntutan nilai dan moral yang terdapat dalam lingkungannya. Keadaan ini merupakan suatu hal yang sangat tercela bagi masyarakat yang sehat dan masih memegang teguh nilai-nilai luhur. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan remaja untuk mengendalikan dorongan seksnya, diantaranya seperti : a) Menjauhkan diri dari semua yang dapat merangsang  seks secara tidak alami, b) Menyiapkan program-program untuk mengisi waktu luang, c) Membimbing dan menguatkan keinginan, d) Tindakan preventif secara total, e) Dukungan iman.



Gambar 1: Gambaran perilaku seksual usia 13-15 tahun hasil penelitian “Survei Perilaku Seks Bebas Remaja di Warnet”



Gambar 2: Gambaran perilaku seksual usia 16-18 tahun hasil penelitian “Survei Perilaku Seks Bebas Remaja di Warnet”

Sebagaimana internet mempengaruhi perilaku seksual remaja di Kabupaten Kudus, dimana warnet menjadi salah satu tempat dalam mengakses informasi sekarang ini digunakan remaja lokasi untuk melakukan perilaku seks bebas. Selain itu Suwarjo (2011) menilai warung internet (Warnet) sebagai pemicu remaja melakukan hubungan seksual di luar nikah. Kerawanan utamanya terjadi pada warnet yang menyediakan tempat tertutup pada konsumennya. Dunia seks bebas yang dulu hanya diidentikkan di kamar- kamar hotel, vila, losmen, diskotik, dan ikon- ikon dunia para orang berduit kini merambah ruang- ruang bebas dan tempat umum.  Fasilitas ruangan ber-AC, webcam, headset dengan musik MP3, film, kursi sofa, dan ruangan bilik yang privasi menjadi dambaan konsumen. Kini Warnet dijadikan tempat mesum karena terlalu privasinya ruang atau bilik warnet. Para konsumen dapat dengan bebasnya melakukan aktivitas apa saja di dalam bilik itu. Hal ini ditunjukkan dari Gambar 1: Gambaran perilaku seksual usia 13-15 tahun hasil penelitian “Survei Perilaku Seks Bebas Remaja di Warnet”, sebanyak 32,3% remaja usia 13- 15 tahun dan Gambar 2: Gambaran perilaku seksual usia 13-15 tahun hasil penelitian “Survei Perilaku Seks Bebas Remaja di Warnet”,  36% remaja usia 16-18 tahun di Kab. Kudus pernah mengakses gambar porno. Selain itu pada tahun 2009 Indonesia masuk dalam jajaran 10 besar negara yang paling banyak mengakses situs porno. Ini menunjukkan bahwa warnet menjadi salah satu tempat remaja dalam mengeksplorasi dirinya terhadap seks bebas.
Menurut Hurlock (2004) beberapa aspek perilaku seksual, antara lain: 1) Eksplorasi, adalah perilaku seksual yang di dahului keingintahuan, kemudian dilanjutkan pada eksplorasi seksual. Hal ini dapat berupa aktifitas maupun manipulatif. 2) Masturbasi, adalah perilaku seksual yang bertujuan untuk merangsang diri sendiri. Hal ini biasa dilakukan sendiri maupun dilakukan bersama-sama pasangan. Hal ini mengacu pada aktivitas masturbasi dengan cara merangsang bagian- bagian sensitive pada tubuh. 3) Heteroseksual, yaitu perilaku seksual yang dilakukan dengan lawan jenis. Perilaku seksual tersebut berupa berpegangan tangan, berpelukan (necking), berciuman (kissing), meraba daerah sensitif, bercumbu (petting), oral seks, sexual intercouse (bersenggama). Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku seksual yang paling banyak dilakukan remaja di warnet adalah berpegangan tangan. Berpegangan tangan tampaknya telah dianggap hal yang wajar dilakukan dalam proses interaksi heteroseksual, sehingga ditunjukkan Gambar 1: 39,3% remaja usia 13-15 tahun dan Gambar 2: 51,8% remaja usia 16-18 tahun remaja melakukannya. Diagram gambaran perilaku seksual memperlihatkan gambaran remaja melakukan perilaku berpegangan tangan  remaja di warnet. Tingginya angka remaja dalam melakukan perilaku tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya berpegangan merupakan ekspresi perasaan sayang yang dapat  menimbulkan perasaan aman dan nyaman (Hurlock, 2004).
Perilaku berpelukan  juga termasuk dalam perilaku yang banyak dilakukan oleh remaja di warnet yang menjalin relasi heteroseksual, yaitu 57 remaja (28,4%) usia 13-15 tahun (Gambar 1) dan 59 remaja (29,9%) usia 16-18 tahun (Gambar 2)  diantaranya pernah berpelukan di warnet. Angka ini menunjukkan remaja melakukan perilaku tersebut mungkin disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya berpelukan dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan tenang. (Hurlock, 2004). Selain itu dapat dilihat bahwa kecenderungan remaja usia 16-18 tahun dalam perilaku ciuman memiliki kecenderungan yang hampir sama dibandingkan remaja usia 13-15 tahun. Tabel perilaku seks di atas menunjukkan Gambar 1 bahwa dari 197 (100%) remaja  di Kabupaten Kudus hanya 58 remaja yang mengaku pernah melakukan perilaku ciuman di warnet. Sedangkan diketahui Gambar 2 bahwa dari 201 (100%) remaja  usia 13- 15 tahun di Kabupaten Kudus hanya 52 remaja yang mengaku pernah melakukan perilaku ciuman di warnet. Area ciuman yang dilakukan remaja di Kabupaten Kudus mulai dari zona erotis, kening, pipi, leher, bibir hingga alat kelamin. (BKKBN (dalam Ringasan Riset Studi Mengenai Perilaku Seksual Kawula Muda di Empat Kota Besar di Indonesia, 2005).
Selain perilaku ciuman, remaja di Kabupaten Kudus juga melakukan perilaku seks yang diwujudkan dengan melakukan perabaan di bagian tubuh yang sensitif. Sampel 201 remaja usia 13- 15 tahun  (Gambar 1), hanya 50 remaja yang pernah meraba bagian sensitif tubuh remaja di warnet. Sedangkan dari 197 remaja usia 16-18 tahun  (Gambar 2) , hanya 65 remaja yang pernah meraba bagian sensitif tubuh remaja di warnet Kabupaten Kudus. Dampak dari sentuhan/ rabaan ini dapat menimbulkan rangsangan seksual dan dapat menjurus ke perilaku selanjutnya. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat perilaku seks bebas di warnet yang tergolong rendah, dimana perilaku seksual paling tinggi adalah perilaku berpegangan tangan (lihat Gambar 1 dan Gambar 2). Tingkat perilaku seksual yang rendah kemungkinan dikarenakan adanya semboyan Kota Kudus yaitu Kudus Kota Santri. Kota Kudus adalah pusat perkembangan agama Islam pada abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat dari beradanya tiga makam wali/sunan, yaitu Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kedu. Oleh karena itu perilaku seksual di dalam warnet dianggap sebagai perilaku tabu dan terikat dosa di kalangan remaja Kudus.
Dampak perilaku seksual tersebut cukup serius yaitu : 1) Perilaku berpegangan tangan memang tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat, namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktifitas seksual lainnya (hingga kepuasan seksual dapat tercapai). 2) Perilaku berpelukan akan membuat jantung berdegup lebih cepat dan menimbulkan rangsang seksual (terutama di daerah erogenous). 3) Perilaku mencium pipi dan kening bisa mengakibatkan imajinasi dan fantasi seksual jadi berkembang, selain itu juga dapat menimbulkan keinginan untuk melanjutkan ke bentuk aktifitas seksual lainnya yang lebih dapat dinikmati. Sedangkan perilaku mencium bibir dapat menimbulkan sensasi seksual yang kuat yang membangkitkan dorongan seksual yang hingga tak terkendali. Selain itu juga dapat memudahkan penularan penyakit TBC, hepatitis B, dan penyakit yang ditularkan secara peroral lainnya. 4) Perilaku meraba bagian tubuh yang sensitive akan menimbulkan rangsangan seksual sehingga melemahkan kontrol diri dan akal sehat, akibatnya bisa menimbulkan aktifitas seksual selanjutnya (cumbuan berat dan intercourse). 5) Perilaku petting dapat menimbulkan ketagihan dan lebih jauhya adalah kehamilan karena cairan pertama yang keluar saat terangsang pada laki-laki sudah mengandung sperma (meski dalam kadar terbatas). Sehingga resiko terkenanya PMS / HIV cukup tinggi apalagi kalau berlanjut ke intercourse. Secara psikologis menimbulkan perasaan cemas dan perasaan bersalah dengan adanya sanksi moral / agama. 6) Perilaku oral seks tidak menyebabkan kehamilan, namun dapat menyebabkan resiko penularan PMS yang tinggi. 7) Perilaku sexual intercourse atau hubungan seksual dapat menimbulkan perasaan  bersalah dan berdosa terutama pada saat pertama kali, ketagihan, kehamilan sehingga terpaksa menikah atau aborsi, kematian, dan kemandulan akibat aborsi, terkena PMS/HIV, sanksi sosial dan agama serta moral, keperawanan dan keperjakaan hilang merusak masa depan (terpaksa drop out sekolah, merusak nama baik pribadi dan keluarga, mengalami konflik menjelang pernikahan (Penelitian Gambaran Perilaku Seksual dengan Orientasi Heteroseksual Mahasiswa Kos di Kecamatan Jatinangor- Sumedang. 2009).

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Perilaku berpegangan tangan, berpelukan, necking, meraba bagian tubuh yang sensitif dan agresif seks merupakan perilaku yang pernah dilakukan sebagian remaja di Kabupaten Kudus. Namun perilaku berpegangan tangan merupakan perilaku seks yang paling banyak dilakukan remaja di warnet baik usia 13-15 tahun maupun remaja usia 16-18 tahun. Jika dibandingkan antara golongan remaja umur 13-15 tahun dan remaja umur 16-18 tahun, kecenderungan berisiko untuk melakukan perilaku seks bebas lebih lanjut mengarah kepada remaja umur 16-18 tahun.
Saran
Remaja di Kabupaten Kudus nampaknya kurang memperhatikan fungsi awal adanya warnet sebagai media untuk mengakses informasi, dan justru digunakan sebagai tempat melakukan perilaku seks. Selain itu remaja cenderung kurang peduli terhadap dampak yang bisa terjadi akibat perilaku seks bebas. Sehingga, partisipasi dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk mengatasi hal tersebut agar tercipta penerus bangsa yang bermoral dan sehat. Terutama dari penyedia jasa warnet agar lebih memperhatikan desain warnet agar tidak membuka peluang remaja untuk melakukan kegiatan seksual di dalamnya. Selain itu salah satu upaya yang dapat di lakukan dalam bidang kesehatan adalah dengan dilakukannya pendidikan kesehatan mengenai pendidikan seks remaja untuk mengendalikan perilaku seks remaja.

Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kepada:
1.      Dinas Pendidikan (Dikti) RI yang telah mendanai penelitian ini
2.      Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang menaungi penelitian ini
3.      Lilis Yunani yang ikut serta membantu penelitian ini


Daftar Pustaka

Hidayah, Andi Riza. 2012. Indonesia, 10 Besar Negara Pengakses Situs Porno. Artikel Kompas.http://tekno.kompas.com/read/2012/03/15/16273059/indonesia.10.besar.negara.pengakses.situs.porno. diakses pada tanggal 03 Agustus 2013

 

Hurlock, B,E. 2004. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan), edisi 5 Jakarta: Erlangga

Karimah, Anisaul. 2011. Akademisi: Warnet Picu Seks Bebas.Artikel.http://edisicetak.joglosemar. co/berita/akademisi-warnet-picu-seks-bebas-60684.html. Diakses pada tanggal 09 Maret 2013

Mutiara, W, Komariah, M dan Karwati. Gambaran Perilaku Seksual dengan Orientasi Heteroseksual Mahasiswa di Kecamatan Jatinangor-Sumedang. Jurnal Keperawatan. Bandung. Universitas Padjajaran. Fakultas Ilmu Keperawatan. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2010/05/gambaran_perilaku_seksual_pada_mahasiswa_kos_di_kec_jatinangor.pdf diakses pada tanggal 14 Mei 2013

Ringkasan riset studi mengenai perilaku seksual kawula muda di empat kota besar di Indonesia. (2005). http://www.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ss12dkt-1-indonesia.html. diakses
pada 09 Maret 2013-08-03

Saptono, Achmad. 2010. Warnetku Warnet Kita Berdua. Artikel Kompasiana. http://edukasi.kompasiana.com /2010/03/21/warnetku-warnet-kita-berdua-98615.html. diakses pada tanggal 09 Maret 2013

Sarwono, S, W. 2010. Psikologi Remaja (Edisi Revisi). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suntrock, J, W. 2003. Adolesense (Perkembangan Remaja), edisi 6 Jakarta: Erlangga

www.wikipedia.com.Warnet.Artikel. (http://id.wikipedia.org/wiki/Warung_Internet).Diakses pada tanggal 09 Maret 2013